Senin 04 Jun 2012 07:55 WIB

Harura: Tanah Kaum Khawarij (bag 2)

Gurun pasir (ilustrasi)
Foto: .free-extras.
Gurun pasir (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Kelompok Khawarij meyakini prinsip, ‘’tak ada hukum kecuali milik Allah.’’ Sebagai bentuk protes dan pembangkangan terhadap Ali, mereka berkumpul di Harura di Terusan Nahrawan. Sehingga, kata Esposito, mereka disebut kaum Haruri. 

Sebenarnya, Khalifah Ali sempat membujuk mereka agar kembali ke Kufah. Namun, ketika tahkim yang dilakukan mengalami kegagalan, mereka meninggalkan Kufah dengan membawa banyak simpatisan. ‘’Ketika itulah mereka disebut sebagai Khawarij atau orang-orang yang keluar,’’ papar Esposito.

Kelompok Khawarij pun mulai memerangi Khalifah Ali. Mereka menyebarkan hasutan dan bahkan menyerbu wilayah Ali. Berbagai upaya telah dilakukan oleh Khalifah agar tak terjadi perang dengan kelompok yang memisahkan diri itu. Namun, upaya damai yang ditawarkan ditolak kaum Khawarij.

Lantaran upaya damai tak membuahkan hasil, Khalifah Ali akhirnya terpaksa harus memerangi mereka. Pertempuran antara pendukung Khalifah Ali dengan kaum Khawarij terjadi pada 7 Juli 658 M. Pertumpahan darah pun tak dapat dicegah lagi. Kaum Khawarij pun bersumpah untuk membalaskan dendamnya.

Pada Jumat di akhir Januri 661, Ibnu Muljam Al-Muradi membunuh Khalifah Ali di Masjid Kufah.  Kelompok Kwarij pun mulai menyebar dan berkembang. ‘’Basrah sempat menjadi pusat intelektual kaum Khawarij,’’ ungkap Esposito. Pengikutnya tersebar di Arab bagian selatan dan Mesopotamia hulu.

Tentara Arab membawa doktri Khawarij ke Afrika Utara dan diterima oleh kalangan suku Berber. Tak kurang ada 20 sekte Khawarij dan setiap kelompoknya memilih imam dengan caranya sendiri-sendiri. Masing-masing menyatakan diri sebagai komunitas Muslim yang paling benar.

Kaum Khawarij juga dikenal dengan beberapa sebutan.  Mereka juga kerap disebut sebagai Al-Haruriyah. Nama itu adalah nisbat pada tempat kumpulnya para pendahulu mereka ketika berpisah dan memberontak terhadap Amirul Mukminin Ali Bin Abi Thalib, yakni Harura.

Selain itu disebut pula sebagai Asy-Syuraah. Menurut Abul Hasan Al-Asy'ari, sekte itu disebut syuraah, karena perkataan mereka yang terkenal yakni, "telah kami jual jiwa-jiwa kami dalam ketaatan Allah,’’ maknanya: kami telah membeli syurga dengannya."

Ada pula yang menyebut Khawarij dengan nama Al-Maariqah. Nama itu diambil dari hadis Nabi SAW. ‘’Dan mereka adalah Al-Maariqah yang berkumpul di An-Nahrawan,’’ tutur Asy-Syahrastaany. Khawarij juga dikenal dengan nama Al-Muhakkimah. Nama itu dinisbatkan kepada mereka karena pengingkarannya terhadap tahkim dan slogan mereka: laa hukma illa lillah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement