Jumat 01 Jun 2012 07:56 WIB

Menjaga Aurat

 Puluhan massa Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) melakukan aksi unjuk rasa menolak konser Lady Gaga di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat, Kamis (24/5).    (Adhi Wicaksono/Republika)
Puluhan massa Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) melakukan aksi unjuk rasa menolak konser Lady Gaga di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat, Kamis (24/5). (Adhi Wicaksono/Republika)

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Dr HM Harry Mulya Zein

Rencana konser Lady Gaga di Jakarta akhirnya dibatalkan. Oleh sebagian orang, Lady Gaga dinilai telah mengumbarkan pornografi dan tidak bisa menjaga aurat.

Pakaian yang dikenakan Lady Gaga pada setiap konser dinilai selalu menyumbar kemaluan, sehingga bisa membahayakan akhlak para penontonnya.

Terlepas dari kontroversi, pada dasarnya keharusan menjaga kehormatan kemaluan merupakan kewajiban bagi setiap muslim dan muslimah. Termasuk dari hal penjagaan kehormatan diri adalah menjaga kemaluanya dari perkara-perkara yang diharamkan Allah SWT.

Dalam sebuah ayat, Allah SWT menyebutkan keberuntungan bagi orang orang yang beriman yaitu mereka yang menjaga kemaluannya dari hal hal yang diharamkan.

   

"Sungguh beruntunglah orang orang yang beriman, (yaitu) orang orang yang khusyu’ dalam shalatnya, dan orang orang yang menjauhkan diri dari perbuatan dan perkataan yang tiada berguna, dan orang orang yang menunaikan zakat, dan orang orang yang menjaga kemaluannya.” (Quran: Al-Mukminun: 1–5).

   

Keistimewaan menjaga kemaluan bagi umat Islam sangat tinggi. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Abu Hurairah, Rasulullah mengingatkan kepada Umat Islam bahwa yang menjaga aurat adalah dijamin masuk surga.

   

"Barangsiapa yang menjaga (anggota badan) yang terletak di antara dua lihyahnya  dan yang teletak di antara dua pahanya maka ia dijamin masuk surga,” (Diriwayatkan oleh Al-Hakim dan At-Tirmidzi dari hadits Abu Hurairah).

   

Terakhir ada baiknya kita membaca riwayat Sulaiman bin Yassar. Pada suatu hari dia pernah keluar dari Madinah untuk menunaikan ibadah haji. Dia pergi bersama seorang temannya. Mereka berdua singgah di sebuah tempat yang bernama Abwa`. (Sebuah tempat yang berada di dekat Madinah).

Sesaat setelah singgah di sana, sang teman pergi ke pasar untuk membeli sesuatu, sementara Sulaiman tinggal seorang diri di dalam tenda. Sulaiman termasuk orang yang berparas paling tampan dan menarik. Tiba-tiba ada seorang wanita badui yang melihatnya dari puncak bukit.

   

Wanita itu pun turun untuk menghampiri Sulaiman hingga akhirnya dia berdiri di hadapan Sulaiman. Dia memakai kain penutup wajah, tetapi (sesampainya di hadapan Sulaiman) dia pun membuka penutup wajahnya itu, dan ternyata wajahnya itu seperti belahan bulan.

     

Dia berkata: ‘Senangkanlah hatiku!’ Sulaiman mengira bahwa wanita itu menginginkan makanan, maka dia pun segera mengambil makanan sisa bekal perjalanan dengan maksud untuk diberikan kepada wanita itu.

     

Tetapi wanita itu justru berkata: “Aku tidak menginginkan makanan ini, tetapi aku menginginkan apa yang biasa dilakukan oleh seorang laki-laki terhadap isterinya (maksudnya, berhubungan badan).”

     

Sulaiman pun berkata kepadanya: “Semoga Allah menjadikanmu bodoh!” Kemudian Sulaiman meletakkan kepalanya di antara kedua lututnya, lalu dia pun menangis tersedu-sedu.

Tak henti-hentinya dia menangis, hingga ketika wanita itu melihat hal tersebut, dia pun segera memakai kembali penutup wajahnya, dan setelah itu dia pergi hingga dia sampai di rumah keluarganya.

   

Kisah itu menyaratkan kepada kita, bahwa menjaga kemaluan begitu penting agar dijauhkan dari perbuatan zina.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement