Kamis 24 May 2012 18:33 WIB

Berlama-lama di Toilet Pesawat, Seorang Muslim Ditahan

Rep: Agung Sasongko/ Red: Yudha Manggala P Putra
Ilustrasi.
Foto: http://jethead.files.wordpress.com
Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, ORLANDO - Tak salah bila menyebut kecurigaan muncul dari ketidakpahaman. Hal itu yang terjadi saat keluarga Muslim ditahan oleh aparat keamanan bandara internasional Stanford, Orlando.

Saat itu, salah seorang anggota keluarga itu berlama-lama di kamar kecil. Ia pun menyempatkan untuk meminta cangkir kepada pramugari yang bertugas. Karena curiga, pramugari melaporkan kejadian itu kepada kapten pesawat. 

"Kapten pesawat dengan nomor penerbangan 625 dari Allentown, Pa, melalui radio meminta polisi bandara untuk mendatangi pesawat ketika mendarat sekitar 08:30 waktu setempat, " kata Larry Dale, Direktur bandara seperti dikutip orlandosentinel.com, Kamis (24/5).

Setibanya di bandara, Dale mengatakan keluarga itu segera diinterograsi oleh Biro Penyelidik Federal (FBI) guna dimintai keterangan. Saat itulah diketahui bahwa, salah seorang anggota keluarga yang dicurigai itu ternyata tengah menjalankan ritual agamanya sebelum dan setelah berada di kamar kecil. 

"Dengan kondisi dunia seperti sekarang, kami tentu lebih waspada," kata Dale.

Menurut Dale, dari keterangan FBI, mereka adalah keluarga besar keturunan Timur Tengah yang tengah melakukan perjalanan dari Pennsylvania ke Florida guna mengikuti turnamen bola voli dan bulutangkis. "Mereka  keturunan Timur Tengah, dan salah satu diantaranya mengenakan jilbab, kata Dale.

Presiden Masyarakat Islam Florida, Muhammad Musri mengatakan seorang Muslim yang taat wajib untuk membersihkan bagian tubuh mereka dengan air setelah buang air besar atau kecil. Dalam Islam, hadas atau tidak suci. 

"Para awak pesawat mungkin tidak memahami itu. Tapi ada baiknya hal itu ditanyakan oleh awak pesawat terkait aktivitas yang tengah dilakukan penumpang. Mungkin dengan bertanya, mengapa anda perlu cangkir di kamar mandi," paparnya.

"Aku senang mereka tidak harus mengalihkan pesawat ke bandara lain. Kadang-kadang kita bereaksi berlebihan," kata Musri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement