Rabu 23 May 2012 16:51 WIB

Basket dan Muslim AS, tak Terpisahkan

Rep: Agung Sasongko/ Red: Hafidz Muftisany
Muslim AS Sholat berjamaah saat berlatih basket
Foto: muslimvillage.com
Muslim AS Sholat berjamaah saat berlatih basket

REPUBLIKA.CO.ID, BOSTON-- Kehidupan muslim Amerika Serikat (AS) dan basket seolah tak terpisahkan. Ada keinginan kuat untuk melengkapi Islamic Center dengan lapangan basket.

Seorang mahasiswa, Abdali, 19 tahun, mengatakan bola basket telah menjadi lebih dari olahraga melainkan budaya. Mengapa demikian, melalui basket muslim AS di berbagai wilayah dapat berkomunikasi satu sama lain.

"Kami sudah memiliki liga basket dan turnamen muslim di seluruh negeri. Bahkan Turnamen Basket Nasional Muslim telah diluncurkan tahun 2010 silam. Saat ini, sudah ada 42 tim dengan masing-masing tim memiliki delapan atau sembilan pemain," paparnya semangat.

Organisasi Masyarakat Islam Amerika Utara (ISNA) bahkan mendukung turnamen itu dengan merekrut tenaga guna menata turnamen sehingga dapat melahirkan pemain-pemain berkualitas. Yang menarik, ada tradisi dimana sebelum diadakan pertandingan terlebih dahulu dilaksanakan dia bersama.

"Kami sisipkan doa bersama sehingga kami dapat memberikan contoh yang baik untuk kalangan musim," papar Ziad Pepic, komisaris dari Liga Basket Muslim di California Selatan. Liga ini dimulai pada 2005 dan kini memiliki hampir 300 pemain.

Saad Khursid, penyelenggara liga basket muslim di New Jersey, mengatakan liga ini merupakan wadah membangun persaudaraan. Tak hanya kalangan muslim tetapi juga non muslim.

Sebelum Islam tumbuh pesat seperti sekarang ini, generasi sebelumnya telah memasuki ranah olahraga. Bahkan sebagian dari mereka telah menjadi legenda. Sebut saja, pemain NBA seperti Kareem Abdul Jabar dan Hakim Olajuwon.

"Kami memiliki panutan. Kami memiliki Muslim yang telah memenangkan kejuaraan dan telah mencetak rekor," kata Abdali.

Hebatnya, mereka menampilkan Islam demikian indah. Olajuwon misalnya, tetap berpuasa meski menjalani pertandingan. Demikian pula dengan Shareef Abdur-Rahim, juga berpuasa saat bertanding.

Tak lama lagi, nama-nama yang disebut bakal tergantikan dengan generasi baru. Generasi yang akan menjadikan basket kian identik dengan Islam.

Direktur Program Pemuda ISNA menilai basket merupakan jenis olahraga yang mudah terjangkau kalangan muslim. Olahraga ini tidak membutuhkan biaya demikian besar dan pemain lebih banyak seperti sepakbola atau baseball. "Kami tidak membutuhkan lapangan yang lebih lebar atau peralatan khusus," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement