Rabu 16 May 2012 21:21 WIB

Belajar Menjadi Orang Tua Sesuai Alquran

Rep: Prima Restri Ludfiani/ Red: Chairul Akhmad
Membaca Alquran (ilustrasi).
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Membaca Alquran (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Generasi muda saat ini banyak yang mengalami masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari.

Baik masalah tingkah laku, pola pergaulan maupun permasalahan dari sisi keimanannya. Ini mungkin terjadi lantaran saat ini bukan lagi Alquran dan Rasulullah saw yang menjadi patokan aturan-aturan kehidupan.

Ustadz Budi Ashari dari Ar-Rahman Quranic Learning Center (AQL) dalam forum silaturahmi bulanan Ummahatul Mukminin Indonesia (UMI) bertema ''Quranic Parenting'' mengatakan parenting terkait dengan pendidikan menjadi orang tua. ''Dan bukan sebaliknya mendidik anak-anak,'' ujar dia di Masjid Al-Azhar, Kamis pekan lalu.

Orang tua harus mau belajar menjadi orang tua sebelum ia benar-benar menjadi orang tua. Jika orang tua belum memahami fungsinya sebagai orang tua, maka akan sulit mendidik anak sesuai yang diamanatkan Alquran.

''Sangat sulit jika orang tua belajar menjadi orang tua sambil jalan. Seharusnya ia memahaminya sebelum menikah dan berketurunan,'' kata Budi.

Jika perbaikan dimulai dari anak, akan sangat sulit seperti membalikkan aliran air dari laut ke gunung. Menurut Budi, minimnya pengetahuan sebagai orang tua sudah lama berjalan. Sudah beberapa generasi hilang saat orang tua menyerahkan pendidikan anak-anaknya pada orang lain.

Alquran sudah mencakup semuanya, mulai dari berbagai bentuk keluarga, metode hingga aplikasinya bagaimana orang tua mendidik anak maupun hubungan orang tua dan anak. ''Jangan menjadikan Alquran hanya sebagai stiker saja, jika bosan lalu dibuang. Tapi galilah kandungan yang ada di dalamnya," saran Budi.

Quranic Parenting berusaha mengkaji ayat demi ayat dalam Alquran. Yaitu ayat-ayat yang membahas pendidikan sebagai orang tua dan bagaimana pendidikan orang tua pada anaknya.

Alquran memberikan contoh tiga corak keluarga. Pertama, keluarga timpang di mana suami, Nabi Nuh dan Nabi Luth yang saleh, beristrikan orang-orang kafir. Keluarga di mana suami kafir, yaitu Firaun yang memiliki istri Aisyah yang saleh. Dan keluarga istimewa, yaitu Imran dan Hana yang memilili anak Maryam.

Dijelaskan bahwa Hana membesarkan Maryam sebagai orang tua tunggal karena suaminya meninggal. Bahkan dalam surat Ibrahim ayat 35-41 juga dibahas secara singkat tentang pendidikan dalam keluarga Ibrahim, di mana Ibrahim berada jauh di Palestina meninggalkan istri dan anaknya di Makkah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement