REPUBLIKA.CO.ID, SOFIA -- Terombang-ambing bahkan terancam tidak memiliki kewarganegaraan, Muslim Kosovo dari etnis Gorani dan Bosnia mendapat tawaran kewarganegaraan dari Bulgaria. Bagi kedua etnis minoritas tersebut, tawaran itu tentu memungkinkan mereka memperoleh kehidupan lebih baik.
Apalagi ekonomi Kosovo saat ini tengah bermasalah dimana angka pengangguran menembus angka 40 persen. Tentu dengan memegang paspor Bulgaria, mereka memiliki kesempatan besar untuk menembus bursa kerja Eropa.
Sejauh ini, Muslim yang berada di Prizren, Kosovo, paling berminat untuk memiliki paspor Bulgaria. Untuk mempermudah pembuatan paspor, Pemerintah Bulgaria mendirikan posko di kedutaan Bulgaria di Pristina, Albania.
Seperti dikutip novonite.com, Selasa (15/5), meski sosialisasi tawaran tersebut belum meluas. Namun, posko tersebut siap membantu Muslim untuk pengurusan kewarganegaran Bulgaria. Meski demikian, kalangan Muslim merasa khawatir menjadi warga negara Bulgaria hanya membuat mereka terkotak-kotak berdasarkan etnis.
Seperti diberitakan, geliat Islam di Kosovo segera memicu kekhawatiran di antara masyarakat negara pecahan Yugoslavia ini. Kekhawatiran itu terlalu mengada-ngada mengingat kehidupan beragama di negara ini cukup dinamis.
Peneliti dari Lembaga Inisiatif Kestabilan Kosovi (KSI), Brikena Hoxha mengatakan, saat ini jumlah masyarakat Kosovo yang mengenakan jilbab terus meningkat. Demikian pula dengan jumlah pria berjenggot. "Ini adalah hal yang baru bagi kami," kata dia.
Data Statistik pada 2002 diperkirakan penduduk Kosovo mencapai 1,9 juta jiwa yang terdiri 92 persen etnis Albania, empat Persen Serbia, dan empat persen lainnya Turki, Bosnia dan Gorani.