Selasa 01 May 2012 07:00 WIB

Inilah Isi Surat Mahasiswa Muslim Menentang Pelarangan Alkohol

Rep: Agung Sasongko/ Red: Yudha Manggala P Putra
Univesitas Metropolitan London
Foto: grape.uji.es
Univesitas Metropolitan London

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON - Mahasiswa Muslim di Universitas Metropolitan London, Inggris meminta pihak kampus membatalkan rencana melarang penjualan minuman beralkohol pada area tertentu. Sebab, larangan itu berpotensi Alkohol di Kampus London Picu Islamofobia">mengkambinghitamkan mahasiswa Muslim.

Berikut, permintaan resmi mahasiswa muslim Universitas Metropolitan London, seperti dikutip telegraph.co.uk, Senin (30/4)

Kepada yang Terhormat, 

Profesor Malcom Gilles

Menanggapi pernyataan terakhir anda terkait ide larangan alkohol dengan alasan agama, Universitas Metropolitan London, adalah kampus yang beragam dengan sekitar 30 ribu mahasiswa yang berasal dari 150 negara berbeda.

Kami, sebagai mahasiswa Muslim,  mengakui adanya keberagaman nilai dan budaya sehingga dengan mudah mempraktekan kepercayaan kami lebih bebas ketimbang negara-negara Islam.

Kami mendapati usulan anda terkait larangan alkohol dengan alasan agama bakal memicu serangan tidak hanya terhadap nilai-nilai yang kami anut, tetapi juga nilai-nilai masyarakat secara luas. Komentar anda jelas menunjukan bahwa larangan alkohol merupakan generalisasi pandangan para mahasiswa muslim.

Kami berpandangan usulan tersebut seharusnya diajukan seluruh mahasiswa terlepas dari apakah mereka muslim atau tidak. Anda tampak tidak berkonsultasi dengan Uni Mahasiswa, sebuah organisasi kampus yang mewakili seluruh mahasiswa dan komunitas mahasiswa muslim. Pada akhirnya usulan itu menimbulkan pertanyaan bagaimana anda bisa sampai pada kesimpulan bahwa populasi muslim menyerukan kampus bebas alkohol.

Yang lebih penting lagi, tidak pernah ada permintaan untuk larangan alkohol di kampus dari mahasiswa muslim dan non-muslim. Seperti anda ketahui, populasi muslim di kampus sekitar 20 persen, sehingga muncul asumsi semua muslim di kampus mendukung larangan tersebut. Hal ini tentu keliru mengingat bertentangan dengan prinsip dasar demokrasi yakni memaksakan kehendak minoritas pada 80 persen mahasiswa non-muslim.

Kami menyadari bahwa sewa dari bar atau cafe di kampus akan berakhir dalam waktu dekat. Sementara, dari perkembangan yang ada terindikasi bahwa kampus tidak memiliki rencana untuk memperbaharui sewa atau menggantinya dengan perizinan lain yang permanen. Mahasiswa muslim akan menjadi kambing hitam karena masalah itu. Apalagi ada kemungkinan tarif sewa akan lebih mahal dari sebelumnya. Kami khawatir akan ada balasan terhadap mahasiswa muslim terkait masalah tersebut.

Untuk itu, jika masalah itu dihubungkan dengan masalah bisnis, maka tidak perlu anda menggunakan nama agama untuk membenarkan penutupan bar atau kafe guna menciptakan kampus bebas alkohol. Kami menemukan argumen anda untuk melarang alkohol dengan dasar agama, hal itu secara jelas memecah belah dan merupakan tindak yang tidak bertanggung jawab. Kami prihatin, sikap anda akan menimbulkan dampak negatif baik di dalam kampus dan masyarakat luas. Secara internal, kami melihat telah terjadi polarisasi dari badan mahasiswa dan munculnya sikap kebencian terhadap mahasiswa muslim.

Sebagai contoh, telah ada pernyataan sikap anti muslim yang muncul di berbagai laman media sosial. Demikian pula, adanya laporan serangan fisik terhadap mahasiswa muslim yang masuk ke Uni Mahasiswa. Jika anda tulus dan prihatin terkait dengan pengalaman mahasiswa muslim di kampus, maka kami ingin tahu mengapa anda menghilangkan posisi imam, atau bahkan belum mencoba untuk mengaktifkannya kembali.

Media selalu menggambarkan Islam dan muslim secara negatif. Mereka menggunakan alasan apapun untuk mempermasalahkan hal itu. Usulan anda ini merupakan hal yang tidak masuk akal di mata kalangan non muslim. Jelas ini tidak akan berdampak baik bagi mahasiswa dan komunitas muslim.

Seperti yang ditunjukan Liga Pertahanan Inggris (EDL) terkait masalah penerapan hukum syariah. Isu ini telah digunakan EDL dalam kampanye mereka terhadap muslim. Usulan anda untuk melarang alkohol tidak hanya merusak kohesi masyarakat, sebab berbagai organisasi telah bekerja keras untuk menjalin perdamaian dikalangan umat beragama. Yang anda lakukan, hanya akan menambah permusuhan terhadap muslim.

Mahasiswa memandang anda sebagai panutan dalam memberikan kontribusi untuk sebuah perdebatan dalam pendidikan tinggi. Kami tidak berharap, sikap tidak jujur dalam konteks intelektual muncul dari pemikiran anda.  Usulan anda telah memicu ketegangan kalangan kampus dan masyarakat luas. Untuk itu, kami meminta pencabutan usulan anda dan menyatakan permintaan maaf secara terbuka.

Hormat kami,

London Metropolitan University Islamic Society

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement