REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN— Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran menyatakan keprihatinannya atas bentrokan di Suriah dan mengecam kelambanan Dewan Keamanan PBB dalam menghadapi agresi rezim Zionis Israel di Suriah, Lebanon dan Gaza.
Dalam sebuah pernyataan pada Selasa (15/7/2025), dikutip dari Mehrnews, Esmail Baghaei, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, menyatakan keprihatinan mendalam atas bentrokan yang terjadi di wilayah Sweida di Suriah selatan, yang telah mengakibatkan tewasnya puluhan warga sipil, dan mengutuk serangan militer rezim Zionis Israel ke Suriah dalam dua hari terakhir.
Juru bicara Iran menilai kelambanan Dewan Keamanan PBB dalam menghadapi tindakan agresif rezim Zionis terhadap negara-negara di kawasan itu sangat berbahaya dan berkontribusi pada meningkatnya ketegasan rezim penjajah.
Hal ini merujuk merujuk pada berlanjutnya agresi militer rezim Zionis terhadap keutuhan wilayah Suriah, sembari terus menduduki sebagian besar wilayah negara tersebut.
Baghaei menekankan perlunya negara-negara di kawasan dan dunia Islam untuk memperhatikan perlunya menghentikan pelanggaran hukum dan kejahatan rezim Zionis.
Termasuk genosida rezim Zionis yang belum pernah terjadi sebelumnya di Gaza dan serangannya yang terus berlanjut terhadap Suriah dan Lebanon.
Dia juga mencatat tanggung jawab masyarakat internasional untuk mencegah berlanjutnya pelanggaran berat terhadap hukum internasional dan Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa oleh rezim Tel Aviv.
Pesawat-pesawat tempur Israel melakukan serangan udara terhadap posisi-posisi rezim yang dipimpin HTS Suriah di provinsi Sweida selatan pada hari Selasa, dalam sebuah tindakan agresi lain yang bertujuan untuk mendestabilisasi wilayah tersebut.
BACA JUGA: Heboh, Hacker Iran Bongkar dan Sebar Biografi Ribuan Warga Israel Terkait Militer
Selain itu, rezim Israel menewaskan sedikitnya 12 orang dalam serangan udara di Lebanon timur pada hari Selasa dalam pelanggaran gencatan senjata paling mematikan yang mulai berlaku pada November tahun lalu.
Selain itu, militer Israel menewaskan lebih dari 50 warga Palestina di Gaza sejak Selasa subuh ketika ribuan warga sipil melarikan diri dari wilayah utara yang terkepung setelah Israel mengancam akan menyerang zona tempur.
