Senin 30 Apr 2012 09:37 WIB

Jeffrey Lang: Profesor Matematika itu Menjadi Pribadi yang Baik Berkat Shalat

Rep: Devi Anggraini Oktavika/ Red: Heri Ruslan
Jeffrey Lang
Foto: vimeo.com
Jeffrey Lang

REPUBLIKA.CO.ID,  Atas seluruh rangkaian perjalanannya, Jeffrey Lang merasa Tuhan sendiri yang menuntunnya pada Islam. Ia percaya Tuhan berada dekat dengannya dan selalu mengarahkan hidupnya. “Aku tahu Ia menciptakan lingkungan dan kesempatan untuk memilih, namun Ia juga tetap meninggalkan pilihan yang krusial.

Setelah berislam, profesor Matematika University of Kansas itu menulis tiga buku yang banyak dibaca oleh Muslim Amerika Serikat. Buku-buku itu, Struggling to Surrender (1994); Even Angels Ask (1997); dan Losing My Religion: A Call for Help (2004), berisi pengalaman dan pemikirannya tentang Islam. Selain itu, Jeffrey juga kerap menjadi pembicara dalam konferensi Islam.

Menikahi seorang wanita Arab, Jeffrey dikaruniai tiga orang anak—Jameela, Sarah, dan Fattin—yang mewarisi kekritisannya. “Kini aku harus menghadapi pertanyaan-pertanyaan yang sama seperti yang kulontarkan pada ayah dulu,” katanya.

Suatu hari, seperti ditulisnya dalam salah satu bukunya, usai shalat Ashar bersama putri sulungnya yang berusia delapan tahun, Jeffrey disodori sebuah pertanyaan yang mengejutkannya, “Ayah, mengapa kita shalat?”

“Karena Tuhan menginginkannya,” jawab Jeffrey, yang disambut Jameela dengan satu pertanyaan lain, “Tapi, apa manfaat dari shalat?”

Jeffrey menjawabnya dengan uraian yang ditulisnya secara lengkap dalam bukunya Even Angels Ask. Ia berkata, “Tuhan adalah sumber dari segala bentuk kasih sayang, kebaikan, dan kearifan yang kita alami dan rasakan, seperti matahari yang menjadi sumber cahaya pada siang hari,” ujar Jeffrey mengawali penjelasannya.

“Kasih sayang yang ayah rasakan padamu, adik-adikmu, dan ibumu adalah pemberian Tuhan. Kita tahu Tuhan itu baik dan murah hati dengan semua yang diberikan-Nya pada kita. Jika kita shalat, kita tidak hanya tahu namun juga merasakan kasih sayang, kebaikan, dan kemurahan Tuhan itu, dengan cara yang istimewa.”

“Apakah shalat membuatmu menjadi ayah yang baik?” tanya putrinya lagi.

“Ayah harap begitu, karena ketika kamu mendapat sentuhan kasih sayang dan kebaikan Tuhan lewat shalat, itu terasa sangat indah dan kuat hingga kamu merasa perlu membaginya pada orang-orang di sekitarmu, terutama keluargamu. Ketika ayah pulang kerja dan merasa sangat lelah, ayah ingin menyendiri untuk beristirahat.”

“Ketika ayah merasakan kasih sayang Tuhan dalam shalat, ayah akan segera teringat bahwa kalian adalah pemberian istimewa Tuhan bagi ayah, bahwa ayah mendapatkan kebahagiaan dengan menjadi ayah kalian dan suami ibu kalian. Ayah yakin ayah tidak akan menjadi ayah yang baik tanpa shalat,” Jeffrey mengakhiri penjelasannya yang disambut pelukan Jameelah. “Aku sayang ayah,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement