Kamis 26 Apr 2012 17:28 WIB

Sarkozy Kalah, Muslim Prancis (Lagi) Jadi Kambing Hitam

Rep: Agung Sasongko/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Presiden Perancis, Nicolas Sarkozy
Foto: Benoit Tessier/Pool/AP
Presiden Perancis, Nicolas Sarkozy

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS - Partai Sayap Kanan Prancis (UMP) menuduh partai Sosialis meminta masjid untuk menyerukan umat Islam memilih kandidat presiden Prancis Francois Hollande. "Saya mengutuk tindakan licik dan tidak bertanggung jawab dari partai Sosialisdengan meminta 700 masjid untuk memilih Hollande," papar anggota parlemen dari UMP, Eric Ciotti, seperti dikutip thelocal.fr

Para pemimpin komunitas muslim Prancis menyangkal tuduhan ini. "Ya, para ulama meminta muslim Prancis untuk memilih tapi tidak berarti ada instruksi khusus untuk memilih kandidat tertentu," ungkap Pemimpin Dewan Agama Islam Prancis, Abdallah Zekri.

Sebelum pemilihan, komunitas muslim Prancis terlanjur sakit hati dengan gelagat Sarkozy yang hipoktrit. Disatu sisi, ia menekan komunitas muslim dengan beragam isu mulai dari masalah burka dan jilbab, lalu daging halal dan terakhir adalah tragedi Mohammed Merah. Namun, disisi lain, ia tidak menginginkan kehilangan suara muslim.

Seperti diberitakan, lebih dari 80 persen suara telah dihitung pada putaran pertama pemilihan presiden Perancis. Calon Sosialis, Francois Hollande, unggul satu persen dari Presiden Nicolas Sarkozy.

Para analis mengatakan, perbedaan suara pada putaran kedua nanti mungkin akan jauh lebih besar. Yang mengejutkan adalah banyaknya perolehan calon Front Nasional berhaluan ultra kanan, Marine Le Pen. Meski kalah ia memperoleh suara jauh lebih tinggi dari yang diperkirakan, cukup untuk membuat kedua calon lainnya khawatir.

Presiden Sarkozy mengatakan, ia ingin tiga perdebatan televisi dengan Francois Hollande sebelum putaran kedua tanggal 6 Mei. Tidak jelas apakah Hollande akan menerima.

Sebelumnya Presiden Nicolas Sarkozy memperingatkan, kemenangan calon Sosialis akan menimbulkan krisis eonomi. Francois Hollande berjanji akan mempromosikan pertumbuhan tanpa harus menerapkan langkah penghematan dan menaikkan pajak bagi golongan kaya.

Sarkozy adalah satu-satunya presiden incumben yang kalah pada putaran pertama pilpres dalam sejarah Perancis modern.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement