REPUBLIKA.CO.ID, Menjamurnya sekte-sekte di internal umat Islam menimbulkan dampak yang luar biasa. Salah satu dampak negatif yang diakibatkan adalah perbedaan pendapat yang mengarah pada pertumpahan darah antar sesama Muslim.
Selain itu, gagasan dan ide yang diusung oleh sekte-sekte tersebut menebar kebingungan dan polemik di kalangan akar bawah (grassroot).
Tidak ada kode iklan yang tersedia.Faktor inilah yang melatarbelakangi Syekh Muhammad bin Ahmad Abu Al-Fatah Al-Syahrastani As-Syafi'i, seorang fakih, teolog, dan filsuf berdarah Persia, membuat sebuah ensiklopedia mini tentang jejak dan pemikiran masing-masing sekte dan agama tersebut.
Niat baik Al-Syahrastani didukung oleh para pembesar pemerintahan kawasan Tirmidz. Kemudian, atas permintaan sang penguasa Tirmidz kala itu, Abu Al-Qasim Ali bin Ja'far Al-Musawi, dia pun mengarang kitab yang diberi judul Al-Milal wa An-Nihal.
Al-Milal bukan produk baru yang menelusuri jejak sekte, agama, dan kepercayaan dunia. Sebelum Al-Syahrastani, sudah banyak pengarang lain yang menuliskan hal serupa. Namun, tentu selalu ada yang berbeda antara penulis yang satu dan yang lain.
Jika diinventarisasi secara berurutan berdasarkan waktu penulisan, setidaknya ada tiga kitab yang saling berkaitan, yaitu kitab Maqalat al-Islamiyyin wa ikhtilaf al-Mushallin karangan Abu Al-Hasan Ali bin Ismail Al-Asy'ari, Al-Farqu bain Al-Firaq karya Abu Manshur Abd Al-Qahir bin Thahir Al-Baghdadi, dan Al-Fashl fi Al-Milal wa Al-Ahwa wa Al-Nihal yang ditulis oleh Ali Ibn Hazm Al-Andalusi pada tahun 440 H/1048 M.
Namun, jika dibandingkan ketiga pendahulu tersebut, kitab Al-Syahrastani unggul beberapa hal. Perbedaan yang paling mencolok terletak pada sisi metodologi dan sistematika penulisan. Al-Syahrastani menulis kitabnya dengan sangat sistematis.
Sebagai contoh, untuk menghindari pengulangan ulasan yang tidak perlu dalam bab dan sub-bab, di permulaan kitabnya, Al-Syahrastani mengupas terlebih dahulu tema-tema penting yang merupakan pengetahuan paling mendasar dan pintu masuk dalam studi agama dan sekte-sekte Islam.
Ulasan-ulasan penting tersebut dijabarkannya ke dalam lima pendahuluan. Misalnya, pembahasan mengenai kilas balik sejarah munculnya benih perbedaan dan polemik di alam semesta. Awal mula perselisihan yang terjadi di kalangan umat Islam dikupas dalam ulasan tersendiri sehingga lebih mudah dibaca. Selain itu, perincian tentang sekte dan agama dikupas berdasarkan klasifikasi yang cermat.
Tak mengherankan, karya Al-Syahrastani memiliki nilai lebih dan mendapat apresiasi dari sejumlah kalangan cendekiawan Muslim dan non-Muslim. Ibnu Taimiyah menyebutkan, dari sisi penulisan karya Al-Syahrastani jauh lebih baik.
Pemikir Barat, William Courtin, menyatakan kitab ini sangat penting dalam kajian filsafat dan teologi. Menurutnya, upaya penerjemahan ke dalam banyak bahasa merupakan bukti atas urgensi Al-Milal.




