Senin 02 Apr 2012 15:53 WIB

Muslim AS Butuh Imam Muda

Rep: Agung Sasongko/ Red: Djibril Muhammad
mahasiswa muslim AS
Foto: central florida future
mahasiswa muslim AS

REPUBLIKA.CO.ID, CALIFORNIA - Komunitas muslim AS tengah menatap masa depan. Sebab, generasi baru kepemimpinan Muslim mulai menapaki peranannya.

"Mereka inilah yang mengerti akan perkembangan budaya. Mereka tahu bagaimana hamburger itu enak atau tidak," ungkap imam masjid Islamic Center Riverside asal Sudan, Mustafa Kuko, sembari tersenyum seperti dikutip onislam.net, Senin (2/4).

Kuko mengungkap pada 1998 silam, hanya dua persen warga asli AS menjadi jamaah Islamic Center Riverside. Kini, jumlahnya mencapai 15 persen.

Meski meningkat, Kuko menganggap mereka yang lahir dari generasi kedua perlu mendapatkan bimbingan sebelum mereka akhirnya memimpim komunitas muslim AS di kemudian hari. "Saya kira, mereka masih membutuhkan bimbingan dari imam yang berada di luar AS," ungkap dia.

Ketua Dewan kemakmuran Masjid Murrieta, Hadi Nael, mengatakan masjid berdiri untuk melahirkan para imam baru. Entah itu berasal dari dalam atau luar AS. Yang pasti, regenerasi kepemimpinan harus berjalan. "Kita butuh imam muda. Sebab, di tangan merekalah masa depan komunitas muslim," ujarnya.

Harapan itu pun mulai terwujud. Satu demi satu imam muda lahir. Salah satunya, Imam Mohammed Mabrouk, 21 tahun, dari Islamic Center Temecula Valley, California.

Namun, tantangan berat tengah menanti mereka. Kebutuhan akan penanganan islamfobia merupakan tugas besar yang mendesak untuk segera diselesaikan.

"Kewajiban lain, mereka harus membantu pemuda muslim untuk menegaskan identitas mereka sebagai muslim dan warga negara AS," ungkap juru bicara Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR) Los Angeles, Munira Syeda.

Munira mengatakan muslim AS membutuhkan imam yang memahami budaya Amerika. Dengan demikian, ia akan mampu menghadapi segala prasangka dan kesalapahaman. "Jangan sampai generasi kedua muslim Amerika tenggelam dalam budaya barat," ujarnya.

Asisten Profesir Studi Agama, Universitas carolina, Riverside, Muhammad Ali menilai kelahiran imam yang berasal dari AS sangat ditunggu. Sebab, berbekal dengan pemahaman terhadap budaya AS harapannya ada semacam gebrakan terhadap syiar Islam yang terus berjalan.

"Kampanye anti-Muslim terus berjalan. Belum lagi, isu muslim Amerika yang selanjutnya menjadi komoditas politik para calon kandidat Presiden AS," pungkas dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement