Jumat 16 Mar 2012 13:56 WIB

Politisi Kanada Ogah Makan Daging Halal

Rep: Agung Sasongko/ Red: Hafidz Muftisany
Toko daging halal. Ilustrasi
Foto: Al Arabiya
Toko daging halal. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, QUEBEC--Politisi Kanada dari partai Quebecois, Andre Simard geram dengan meluasnya daging halal di negaranya. Ia menuduh komunitas Muslim mendistribusikan daging halal tanpa ada label penjelasan terkait status daging tersebut.

"Kami tidak menyadari daging yang dibeli disembelih dalam tradisi Muslim," ungkap Simard, seperti dikutip upi.com, Jum'at (16/3).

Simard mengatakan daging yang disembelih secara Muslim tidak sesuai dengan metode yang digunakan barat. Padahal metode yang seharusnya digunakan, diatur dan diizinkan di Quebec dan seluruh Kanada adalah metode barat."Saya pasti tidak akan membelinya karena tidak sesuai dengan nilai-nilai dan keyakinan saya," tegas Simard.

Pemilik rumah jagal, Mohammed Ghalen mengatakan sikap Simard terlalu berlebihan. "Ada disinformasi secara menyeluruh dengan apa yang terjadi. Satu-satunya perbedaan adalah saya mengucapkan doa sebelum menyembelih hewan," ungkapnya.

Seperti diberitakan, permintaan akan daging halal meningkat seiring dengan naiknya populasi Muslim di Kanada.Provinsi Nova Scotia merupakan salah satu contoh wilayah Kanada yang mengalami pertumbuhan pesat jumlah gerai daging halal. "Kami senang dengan kualitas daging halal tersedia di sini," kata Khalil Alshanti, co-pemilik Taiba Halal Grocery.

Taiba Halal Grocery, salah satu toko yang dibuka tiga tahun lalu di Hilafax, Nova Scotia. Toko ini menawarkan daging sapi, kambing, domba dan ayam yang disembelih menurut ajaran Islam."Kami membuka toko kelontong sebagai layanan kepada komunitas Muslim dan seiring waktu kami juga melayani beberapa non-Muslim juga." tambah Khalil.

Toko ini dijalankan oleh umat Islam dan melayani komunitas Muslim serta warga Kanada lain. Kemudian, Alshanti dan mitra bisnisnya, Ahmad Alhamoui, membeli daging untuk toko kelontong mereka di peternakan di Rawdon Hulu dan Bridgewater.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement