REPUBLIKA.CO.ID, Jabir bin Abdullah sangat tertarik dengan sebuah hadits yang menggambarkan suasana Padang Mahsyar. Ahli hadits terkemuka pada abad ke-1 H itu pun mencoba menelusuri kebenaran sabda Nabi SAW itu.
Sayangnya, orang yang meriwayatkan hadits itu telah hijrah dan menetap di Syam (kini Suriah). Padahal, Jabir menetap di Hijaz, sekarang masuk wilayah Arab Saudi.
Periwayat 1.540 hadits itu tak patah semangat. Jarak antara Hijaz dan Syam yang begitu jauh, tak menciutkan tekadnya untuk menelisik kebenaran hadits tersebu. Jabir lalu membeli sebuah unta. Ia pun mengarungi ganasnya padang pasir demi mencapai Syam.
Perjalanan menuju kota itu tak cukup sepekan. Ia menghabiskan waktu selama satu bulan untuk bertemu sahabat Nabi SAW yang meriwayatkan hadits yang ingin diketahuinya.
Kisah yang termuat dalam kitab Al-Adab al-Mufrad karya Imam Bukhari itu, menggambarkan betapa seriusnya para ulama pada zaman dulu dalam mengejar ilmu dan kebenaran. Jarak yang jauh tak menjadi halangan. Jabir merasa bertanggungjawab untuk mengungkap kebenaran dari sebuah hadits yang diketahuinya. Ia mengaku khawatir tak akan cukup umur bila tak segera membuktikannya.
Begitu banyak kejadian luar biasa yang dialami oleh para ulama saat mereka menuntut ilmu. Bahkan, adakalanya peristiwa yang dialami para ulama itu di luar kemampuan nalar manusia. Peristiwa yang mereka hadapi pun cukup beragam. Kadang kala, berupa kejadian fisik, bisa pula non-fisik. Beragam peristiwa dalam kehidupan dicatat oleh para ulama melalui karya-karya mereka.
Kisah-kisah tentang pengalaman dan peristiwa yang dialami para ulama, seperti kisah perjalanan Jabir dari Hijaz menuju Syam, tertuang secara apik dalam sebuah kitab yang ditulis oleh Abdul Fattah Abu Ghaddah. Dalam kitabnya, Abu Ghaddah mengangkat peristiwa dan pengalaman hidup para ulama.
Boleh jadi, tema yang diangkat ulama dari tanah Arab itu belum pernah disentuh oleh sejumlah penulis, bahkan ulama salaf (zaman dulu) sekalipun. Melalui kitabnya yang sederhana itu, Abu Ghaddah berupaya menggambarkan keteladanan dan kesungguhan para ulama pada zaman dulu dalam mencari ilmu. Harapannya, tentu saja agar dicontoh generasi Muslim di era modern ini.