Rabu 22 Feb 2012 20:05 WIB

Ulama Malaysia: Jihad Bermotif Rasial Bukan Islam

Rep: Agung Sasongko/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Mohd Asri Zainul Abidin
Foto: mymaktabaty.com
Mohd Asri Zainul Abidin

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR - zkihad atas nama ras dilarang dalam Islam. Pernyataan itu terlontar dari Cendikiawan Muslim Malaysia, Mohd Azri Zainul Abidin, ditengah kontroversi terkait seruan Mufti Perak agar Muslim membela ras dan hak atas tanah mereka.

 

"Jihad terhadap orang lain atas nama ras bukanlah ajaran Islam," kata mantan Mufti Perlis ini seperti dikutip dari  malaysiainsider.com, Rabu (22/2).

 

Asri mengatakan tidak ada satu ras pun yang bisa menganggap diri mereka unggul atas ras yang lain. Karena itu, imbuhnya, sangat keliru menyerukan jihad mengatasnamakan ras tertentu.

 

Ia menambahkan dalam Islam pada prinsipnya membantu kalangan miskin seharusnya tidak mempertimbangkan apakah orang itu termasuk kerabat atau merujuk pada ras tertentu. Prinsip itu dijalankan dengan konsisten oleh Nabi Muhammad seperti dikisahkan dalam Alquran.

 

"Lain kasus apabila ada jihad untuk menghargai ras tertentu, sudah pasti hal itu tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam. Bahkan hal itu sangat dianjurkan," ucapnya.

 

"Belajar dari sejarah Daulah Abbasiyah, solidaritas berdasarkan kelompok mengakibatkan munculnya sikap fanatik dalam bentuk rasisme yang menolak adanya kelompok lain."Keadilan dalam Islam adalah tidak melihat ras," pungkas dia.

 

Sebelumnya, Mufti Perak Tan Sri Harussani Zakaria menyatakan kekhawatirannya tentang kondisi bangsa Melayu di Malaysia. Menurutnya, bangsa Melayu banyak kehilangan haknya. "Seharusnya kami menguasai 30 persen dari ekonomi tetapi faktanya hanya 17 persen. Kita hanya diam melihat fakta tersebut," paparnya,.

 

Harussani menyatakan sudah seharusnya bangsa Melayu bereaksi dengan masalah ini. Ia pun menyayangkan ada pihak yang menganggap bangsa Melayu tidak boleh berbicara soal kondisinya. "Mereka mengatakan kami nasionalis. Padahal Nabi Muhammad SAW juga berbicara tentang ras dan suku," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement