REPUBLIKA.CO.ID, TANJUNG PRIOK - Badan Amal, Zakat, Infaq dan Sodaqoh (BAZIS) Jakarta Utara mencatat pengumpulan sebesar Rp 6.050 miliar sepanjang 2011. Hasil ini diharapkan dapat dikeluarkan tepat sasaran.
Warga Jakarta Utara rupanya masih peduli untuk sekedar menyisihkan sedikit hartanya. Hasil yang dicapai BAZIS tersebut memang tak cukup untuk membuat seluruh warga miskin di Jakarta Utara sejahtera. Namun pengumpulan ZIS tersebut telah melampaui perkiraan yang ditetapkan gubernur DKI Jakarta sebesar lima miliar.
Seluruh pengumpulan ZIS berasal dari masyarakat Jakarta Utara, baik dari kalangan warga, pendidik, pegawai dan stakeholder. Setiap bulannya, rata-rata ZIS yang terkumpul Rp 500 juta. Jika angka ini terus rutin, maka akan banyak warga miskin yang mendapat bantuan menuju kesejahteraan. Hanya saja, pengeluaran ZIS ini yang masih diawasi pembagiannya.
Walikota Jakarta Utara, Bambang Sugiyono memberikan petuah agar pemberian bantuan dapat tepat sasaran dengan membuat warga miskin menjadi mandiri. Tak hanya diberi bantuan dana, namun bantuan berupa modal warga untuk mendapatkan penghasilan berkelanjutan.
"Ini bisa dicontoh oleh pengusaha di Jakarta Utara melalui CSR-nya agar bisa membantu masyarakat untuk mandiri, sebelumnya diberikan juga pelatihan," ujarnya.
Kepala Bazis Jakarta Utara, M. Alwi menuturkan sumbangan dana baik berupa zakat, infaq maupun sodaqoh yang disalurkan BAZIS akan diberikan kepada para mustahik. Sumbangan tersebut ditujukan kepada warga tak mampu untuk memulai usaha. Tak hanya modal dagang, pelatihan kerja pun akan diberikan kepada mereka. Selain itu, bimbingan pun akan diberikan kepada mereka agar mereka dapat kerja mandiri dan maju.
Alwi berharap sumbangan tersebut dapat membuat warga miskin dapat bekerja dan dapat menghidupi keluarganya dengan layak. Sasaran warga yang mendapat jatah ialah mereka yang pengangguran dan terkena PHK.
Suherman, warga Penjaringan, merupakan salah satu yang mendapat sumbangan dari BAZIS. Dia mengaku bersyukur mendapat bantuan tersebut. Selain modal uang, Suherman mendapat set gerobak mie dan pelatihan. "Mudah-mudahan ini bisa menopang kehidupan keluarga saya," ujarnya bahagia. Sebelumnya, dia bekerja sebagai buruh. Namun terkena PHK dari tempat kerjanya tersebut.
Pihak BAZIS telah menggalang kerjasama dengan beberapa perusahaan untuk memberikan pelatihan. Salah satu perusahaan yang terjalin dalam kerjasama tersebut yakni PT. Bogasari, Tbk. Perusahaan tersebut akan memberikan pelatihan kepada para mustahik yang mendapat modal untuk membuka usaha makanan seperti mie.