Selasa 31 Jan 2012 08:18 WIB

Ayatullah Khamenei: Kebangkitan Islam tak Mengenal Sunni dan Syiah

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar, Ayatullah al-Udzma Sayyid Ali Khamenei
Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar, Ayatullah al-Udzma Sayyid Ali Khamenei

REPUBLIKA.CO.ID, Ratusan pemuda dari 73 negara peserta Konferensi Pemuda dan Kebangkitan Islam yang digelar di Tehran bertemu dengan Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar, Ayatullah al-Udzma Sayyid Ali Khamenei Senin (30/1).

Seperti dilaporkan IRNA mengutip situs Rahbar, Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah al-Udzma Sayyid Ali Khamenei menilai kebangkitan muslim di kawasan menentang diktator pro Barat sebagai fenomena penuh berkah dan penting.

Ia juga menyebut kebangkitan ini sebagai awal dari perlawanan anti diktator dunia termasuk Rezim Zionis Israel dan negara arogan lainnya. "Gerakan penuh berkah dan Islami ini, dengan izin dan bantuan Allah Swt, umat Islam kembali akan meraih kehormatan serta independensinya," tegas Rahbar.

Dalam pidatonya, Rahbar menyebut pemuda negara-negara Islam sebagai pembawa kabar gembira bagi masa depan umat Islam. "Kebangkitan pemuda di seluruh Dunia Islam menambah harapan bagi kebangkitan seluruh umat muslim dunia," ungkap Ayatullah al-Udzma Sayyid Ali Khamenei.

Tak lupa, ia juga mengisyaratkan pengaruh kuat jaringan rumit dan berbahaya Israel serta kekuatan arogan dunia. Rahbar mengatakan, kebangkitan rakyat kawasan menentang diktator pro Barat merupakan bagian dari perang kemanusiaan anti diktator dunia, Israel.

"Setelah melalui sejarah kelam, umat manusia akan terbebas dari kekuasaan diktator yang berbahaya dan transformasi besar ini sesuai dengan janji Allah SWT serta akan memberikan kebebasan kepada setiap bangsa dan munculnya pemerintahan Ilahi," tambah Rahbar.

Ayatullah Khamenei menilai transformasi negara-negara Islam sebagai awal dai kebahagiaan dan jalan selamat. "Yang penting saat ini adalah kemenangan yang telah diraih bukan dianggap sebagai akhir. Kita harus melanjutkan perjuangan melawan arogan dunia beserta antek-anteknya dengan bersandar pada tekad kuat dan berbaik sangka kepada Allah SWT," kata Rahbar.

Di pidatonya, Rahba menyebut pengobaran friksi antar umat Islam sebagai salah satu makar dan strategi musuh. "Kebangkitan Islam tidak mengenal Sunni dan Syiah serta pengikut mazhab lainnya. Mereka dengan penuh rasa persatuan dan solidaritas tampil ke medan," tegas Rahbar.

Dalam pidatonya, Rahbar juga mengisyaratkan unsur-unsur persamaan antar bangsa muslim dunia. Ia mengatakan, bangsa Muslim dunia memiliki perbedaan satu sama lainnya dan mengingat perbedaan dari sisi geografi, sejarah dan sosial tidak ada teladan tunggal bagi seluruh negara Islam. Namun yang terpenting adalah seluruh bangsa muslim menentang pengaruh Israel dan Amerika Serikat. "Muslim dunia juga tidak tahan dengan keberadaan rezim Zionis Israel," tandas Rahbar.

sumber : IRIB
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement