Jumat 20 Jan 2012 10:15 WIB

Mengharap Imam Mahdi di Abad XX (Bag 6-habis)

REPUBLIKA.CO.ID,  Oleh Heri Ruslan

Harapan akan munculnya Imam Mahdi pada abad ke-20 sempat muncul ketika Revolusi Iran 1978-1979 dan Krisis Teluk 1990-1991.  Dalam kondisi krisis dan ketidakpastian yang melanda ketika itu, kaum Muslimin yang sedang dilanda ketakutan memiliki pengharapan akan datangnya Ratu Adil atau Imam Mahdi.

Menurut John L Esposito, ketika terjadi Revolusi Iran, muncul sebuah ramalan yang menyatakan bahwa Imam mahdi dari keturunan Musa Al-Kazim (Imam ketujuh Syiah yang secara silisilah Khomeini berhubungan langsung dengannya), akan datang dan memerintah orang-orang ke jalan yang benar.

‘’Sewaktu terjadinya gejolak sosial dan politik di Iran, dilakukan beberapa usaha untuk memulangkan Ayatullah Ruhullah Khomeini dari Paris pada 1 Februari 1979,’’ papar Esposito.

Bahkan, kata dia, pada 20 November 1979, di tempat paling suci, yakni Makkah telah muncul Mahdi dari Arab Saudi, Jahaimin Al-Utaibi, memenuhi ramalan banyak riwayat tentang  munculnya  seorang pemimpin messiah dari Masjid Agung Makkah.

Pada Februari 1991, beredar kabar tentang munculnya seorang laki-laki sekuat karang di Yordania dan Tepi Barat yang diduduki untuk mendukung Sadam Husein, sebagai pemenang yang dijanjikan pada bulan itu. Esposito juga mencatat munculnya buku yang membicarakan relevansi messianisme Islam sebagaimana yang dipertahankan tradisi Syiah pada tahun 1979.

Menurut Esposito, buku berjudul Hari Pembebasan di Bawah Lindungan Imam Kedua Belas itu, diluncurkan sebagai pengingat bagi sebagian besar pemerintah Muslim, bahwa umat Islam menanti tegaknya tatanan islami ideal yang akan menggantikan penindasan dan tiran

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement