REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Wakil Presiden Boediono membuka Annual General Meeting World Halal Food Council (AGM-WHFC) dan International Workshop On Indonesian Role For Strengthening Global Halal 2012, di Kantor Wapres, Senin (16/1).
Boediono berharap, pertemuan para ulama itu akan memperkaya pemahaman dan pengalaman bagaimana cara terbaik untuk mengimplementasikan sistem produk-produk halal yang efektif.
"Dalam forum ini juga dapat menjadi wahana dialog yang lebih mendalam antara pembuat kebijakan, praktisi, akademisi, dan para pemangku kepentingan dalam menerapkan dan menghasilkan beragam produk halal untuk kepentingan yang lebih luas sesuai dengan syariat Islam," kata Boediono.
Menurut dia, bagi umat Muslim, makanan, minuman, obat-obatan, kosmetik dan produk-produk lainnya bukan sekedar sarana kebutuhan secara lahiriah, namun juga mempunyai segi rohaniah yang penting.
Indonesia merupakan Negara yang memiliki penduduk muslim sebanyak 200 juta jiwa, yang setara dengan jumlah muslim di enam negara Islam, yaitu Arab Saudi, Kuwait, Uni Emirat Arab, Qatar, Malaysia, dan Turki. Bisa dibayangkan betapa besar jumlah produk baik makanan, minuman, obat-obatan, kosmetik dan produk lainnya yang beredar di masyarakat dan selalu dikonsumsi sehari-harinya.
"Oleh karena itu, perlu terus dilakukan upaya penyusunan kebijakan, penerapan, pengawasan, serta sosialisasi tentang produk-produk halal di berbagai kalangan masyarakat sehingga terwujud standar halal yang berlaku umum di seluruh dunia. Dengan demikian dapat tercipta ketenangan dan keamanan bagi umat Muslim dalam mengkonsumsi produk-produk halal berdasarkan syariat Islam," katanya.
Boediono mengungkapkan, di Indonesia, upaya tersebut telah dilakukan oleh Majelis Ulama Indonesia dengan Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan dan Kosmetika (LPPOM) MUI bersama balai Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM). "Kerjasama di bidang ini perlu terus ditingkatkan lagi, dengan membuka peluang kerjasama dengan negara-negara lain. The World Halal Food Council dapat menfasilitasi kerjasama ini," harapnya.
Boediono memberikan apresiasi kepada Majelis Ulama Indonesia atas inisiatifnya dalam penyelenggaraan kegiatan ini. Dia berharap dalam forum ini dapat dikaji secara mendalam dan universal cara-cara yang lebih baik dalam menyusun standar untuk menghasilkan produk-produk yang halal, sekaligus juga mengkaji bagaimana standar itu diterapkan tanpa memberatkan konsumen. "Ini penting karena sebagian besar konsumen adalah Muslim dengan penghasilan yang barangkali masih pas-pasan," tutupnya.