REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -— Konflik yang terjadi di Sampang, Madura, Jawa Timur, diduga merupakan salah satu bentuk perbedaan pemahaman antara penganut Islam Sunni dan Syiah. Menurut Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), Slamet Effendy Yusuf, konflik antara Sunni-Syiah tidak akan terselesaikan. Ini dikarenakan perbedaan faham keagamaan Islam yang sangat kontras di antara keduanya.
Dengan adanya perbedaan pemahaman yang kontras di antara keduanya, Slamet, meminta agar semua warga masyarakat baik Sunni atau Syiah untuk menghindari konflik dengan tidak melihat perbedaan. “Caranya terus menjaga persamaan sesama umat Islam, bukan mencari perbedaannya,” jelas Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PB NU) ini, Jumat (13/1).
Apabila umat muslim terus melihat perbedaan, menurutnya, tidak akan pernah selesai. Jangankan Sunni dan Syiah, kata dia, sesama Sunni pun banyak perbedaannya, seperti antara Wahabi non Wahabi. Tapi, untuk menjaga ukhuwah Islamiyah, dia menyarankan, ada baiknya pemerintah daerah dan ulama di Sampang harus berpikir secara lebih maslahat. “Jangan selalu terpancing dengan perbedaan sektarian,” tegasnya.