REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Sepanjang tahun lalu, Masjid Agung Sunda Kelapa (MASK) telah mengislamkan 345 orang. Dari 345 orang itu, 30 persen diantaranya warga negara asing (WNA).
"Bila ditotal semenjak tahun 1993, Masjid Agung Sunda Kelapa sudah mengislamkan 16.345 orang," papar Kepala Bidang Pembinaan Mualaf dan Layanan Konsultasi MASK, Anwar Sujana kepada Republika.co.id, Rabu (11/1).
Menurut Anwar, kemajuan yang dicapai MASK dalam dakwah Islam tidak terlepas dari program dakwah yang digiatkan di masjid ini. Meski begitu, Anwar menilai proses meng-Islamkan mualaf tidak berhenti sampai pada pemberian keterangan "telah menjadi Muslim" seperti yang tertulis dalam sertifikat saja.
Lebih dari itu, masih ada tanggung jawab moril dari Masjid Sunda Kelapa untuk memberikan pembinaan kepada mualaf agar yang bersangkutan mampu menjalani dunia barunya dengan arah dan tujuan yang jelas. "Tentu saja, meng-Islamkan mualaf memang mudah tapi akan mulai sulit ketika mualaf mulai menapaki hidup barunya," kata dia.
Menurut dia, menjadi mualaf sangatlah berat. Apalagi di era seperti saat ini di mana arus informasi negatif tentang Islam begitu mengemuka. Belum selesai soal itu, mualaf harus menghadapi tekanan keluarga terhadap keyakinan barunya. "Ditambah persoalan lain yang sangat berpengaruh seperti ekonomi, sosial dan budaya yang melatari kehidupan mualaf sebelumnya,"kata dia.
Ke depan, kata Anwar, meski fokus umat Islam terhadap pembinaan mualaf masih jauh dari harapan. Pada akhirnya, umat Islam tanah air akan menaruh perhatian dalam perkembangan mualaf.
"Harapannya umat Islam dapat memberikan perhatian lebih kepada saudara-saudara barunya. Sangat mungkin, melalui perhatian yang diberikan, kelak para mualaf ini akan berperan dalam mewujudkan kemajuan Islam," pungkasnya. Agung Sasongko