REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pemberdayaan umat melalui peran ormas, sebaiknya dimulai di tingkat bawah. Hal ini dikatakan Ketua Bidang Pemberdayaan Ekonomi Umat ormas Al Jamiyatul Washliyah, Halfian Lubis.
"Kita mulai dari grass root. Kalangan ini merupakan pendukung utama dan paling banyak dalam suatu ormas. Kemandirian mereka berarti kemandirian ormas. Karena itu badan usaha yang dibangun harus bisa menyentuh masyarakat umum," ujarnya, Senin (2/1).
Dengan tujuan tersebut, sekitar tiga tahun yang lalu, Al Washliyah mendirikan Baitul Mal Wa Tamwil (BMT). Badan usaha ini didirikan, untuk membantu permodalan warga Al Washliyah yang ingin membangun usaha. Halfian mengatakan, BMT sangat fleksibel karena disesuaikan dengan potensi dan kemampuan warga.
BMT juga dinilai sebagai bentuk nyata saling membantu pada umat Islam. "Seluruh dana dihimpun dari Muzakki. Dana tersebut akan diputar sesuai kebutuhan," ujarnya. Saat ini, anggota BMT Al Washliyah berjumlah ribuan tersebar di Sumatera, Jawa, dan Kalimantan. Induk BMT ada di perguruan tinggi Al Washliyah yang terdapat di pulau tersebut.
Selain permodalan, BMT juga membantu dalam pelatihan manajerial. Peminjam besar maupun kecil, memperoleh kesempatan yang sama. Mereka mendapat pelatihan memperluas jaringan, bagaimana berhadapan dengan bank, penyusunan rencana dan laporan keuangan. Mereka juga mendapat pelatihan kemampuan manajerial bidang produksi.
BMT ini direncanakan akan terus berkembang. Jumlah BMT akan terus ditambah. Bidang yang dijangkau tidak hanya ekonomi, tapi juga pendidikan dan kesehatan dalam bentuk beasiswa. BMT juga direncanakan bisa membentuk lembaga profitable misalnya lahan agrobisnis atau pabrik. Hal ini disesuaikan dengan potensi daerah yang ada.
"Kewirausahaan bisa hidup di berbagai bidang. Masyarakat dhuafa yang tidak punya modal, kita beri bantuan. Nantinya kita harap dia bisa mandiri. Hal ini berarti langkah maju bagi Al Washliyah. Lembaga profitable ini nantinya juga dikerjakan para warga dhuafa Al Washliyah. Yang jelas kita bantu mereka untuk bisa mendiri. Dalam pengembangan bmt kita terbuka bekerja sama dengan bank-bank yang sudah berpengalaman," beber Halfian.
Langkah mandiri ormas Islam, mendapat sambutan positif dari Sekertaris MUI, Ichwan Sam, "Ada fenomena bisnis berkaitan dengan da'wah. Langkah ini sudah mulai diambil oleh ormas Islam. Mereka tidak lagi pada tahap wacana, tapi sudah ke aksi."
Suatu ormas, menurut Ichwan, tidak hanya mampu mensejahterakan umat secara pemikiran. Tapi juga secara ekonomi. Ichwan mengatakan saat ini banyak ormas yang bekerja sama dengan bank, perusahaan melalui CSR, dan pemerintah, untuk membatu memberdayakan warganya. Hal ini bisa berwujud dana atau pelatihan. Ormas yang tidak mampu mnyejahterakan warganya, tentu akan ditinggalkan.