REPUBLIKA.CO.ID,MAKKAH--Jelang wukuf di Arafah yang dijadwalkan jatuh pada Sabtu (5/11), jutaan calon haji (calhaj) dari penjuru dunia sudah memasuki Makkah. Hampir semua calhaj Indonesia yang total berjumlah 221 ribu orang yang terdiri atas 201 ribu calhaj reguler dan 20 ribu calhaj khusus sudah memasuki Makkah al Mukarramah.
Hingga pukul 15.00 waktu setempat (19.00 WIB), sudah 502 kloter tiba di Arab Saudi. Jumlahnya 218.800 orang. 1 kloter dari embarkasi Surabaya, yakni kloter 92 yang berisi 343 calhaj telah mendarat dan dalam perjalanan dari Jeddah menuju Makkah.
Awalnya, jumlah total kloter adalah 500. Namun dalam perkembangannya 503 kloter. "Satu kloter yang belum datang BDJ 17 (kloter 17 embarkasi Banjarmasin, Red)," ujar petugas Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu Evi Al Haidar di kantor Misi Haji Indonesia di Makkah, Arab Saudi, kemarin.
Sebenarnya, closing date calhaj masuk pada 31 Oktober 2011 pukul 24.00 waktu setempat. Namun, ada 3 kloter dari Surabaya, 90, 91, dan 92 yang dibawa Saudi Arabian Airlines tiba beberapa jam setelah closing date. "Kalau menggunakan Saudi, tidak masalah," ujar Kepala Daerah Kerja Makkah Arsyad Hidayat. Sedangkan kloter 17 dari Banjarmasin yang membawa 215 calhaj menggunakan Garuda dijadwalkan baru tiba 15.55 waktu setempat."InsyaAllah tidak ada masalah. Meski (pesawatnya) tidak Saudi, pihak Garuda sudah komunikasi," kata Arsyad kepada MCH, kemarin (1/11).
Banyaknya calhaj yang sudah masuk ke Makkah, menyebabkan kota suci ini semakin ramai oleh pendatang. Sejumlah titik jalan tampak adanya kepadatan transportasi. Kepadatan ini juga tak lepas, penutupan di sejumlah titik, terutama yang menuju ke Masjidil Haram. Jika sebelumnya, kendaraan bisa sampai dekat dengan halaman atau sekitar Masjidil Haram sekitar 200 meter-an, mulai kemarin tidak bisa.
Calhaj yang ingin ke Masjidil Haram harus jalan kaki. Selain itu, akses menuju ke Arafah, Muzdalifah, dan Mina, kemarin juga ditutup dan dijaga ketat oleh polisi dan petugas. Hanya beberapa kendaraan yang boleh masuk.
Sejak kemarin jasa transportasi bus Saudi Arabian Public Tranportation Company yang sebelumnya mengangkut calhaj Indonesia dari pemondokan ke Masjidil Haram dan sebaliknya berhenti sementara hingga 10 November 2011. Kedaraan tersebut oleh pemerintah Kerajaan Arab Saudi dikonsentrasikan persiapan Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Sekadar diketahui calhaj yang tinggal di pemondokan yang jaraknya di atas 2 km disediakan transportasi.
Terpisah, Ketua Tim Pengawas Penyelenggaraan Ibadah Haji Marzuki Alie berharap para calhaj membantu agar pelaksanaan ibadah haji ke depan lebih baik lagi. Beberapa persoalan klasik, seperti pemondokan, di mana isi sejumlah kamarnya tidak sesuai mestinya, harus tidak terjadi lagi. "Kalau ada persoalan pemondokan, transportasi, katering, jamaah kadang melihat itu sebagai cobaan. Idealnya, memberi informasi agar ke depan lebih baik lagi, sehingga Kementerian Agama dapat masukan yang baik," jelas ketua DPR itu.
Dia juga berharap, jarak pemondokan dengan Masjidil Haram ke depan bisa lebih dekat lagi. Sekarang, jarak terjauh adalah 2,5 km. "Usaha mendekatkan pemondokan dengan Masjidil Haram harus terus menerus dilakukan oleh Kementerian Agama," imbuhnya.
Bahkan demi pelayanan yang lebih baik, diperlukan badan yang mengurusi haji. Badan tersebut secara penuh dan total mengurusi haji. "Sehingga jauh lebih profesional. Sekarang ada Menag ada Dirjen yang mengurus haji, tapi birokrasinya berpengaruh. Badan yang independen. Pemerintah sebagai regulator. Sehingga pelayanan ibadah memenuhi harapan masyarakat,"jelasnya.
Sementara itu, hingga kemarin sore, calhaj yang meninggal berjumlah 92 orang. Sebelumnya 89 orang. Umrah binti Abdurahman dari kloter 60 embarkasi Solo, Ningrum binti Acoh dari kloter 39 Jakarta (JKG), dan Klinem binti Mulyo Dikromo dari kloter 18 JKG. Sedangkan yang dirawat di Balai Pengobatan Haji Indonesia di Makkah sebanyak 130 calhaj dan 25 orang di rumah sakit Arab Saudi.