Rabu 12 Oct 2011 20:19 WIB

Ormas Islam Dituntut Mengurangi Kemiskinan

Rep: Muhammad Fakhruddin/ Red: Chairul Akhmad

REPUBLIKA.CO.ID, SERANG – Organisasi kemasyarakatan (Ormas) Islam dituntut melakukan kerja sosial dan melahirkan karya nyata. Hal ini untuk mengentaskan kemiskinan dan melakukan pemberdayaan melalui ekonomi kerakyatan.

"Fenomena kemiskinan pada sebagian besar umat Islam di negeri kita masih terlihat dengan jelas," kata Kepala Puslitbang Kehidupan Keagamaan Kementerian Agama, Abd Rahman Mas'ud, saat "Dialog Pengembangan Wawasan Multikultural Antar Pimpinan Pusat dan Daerah Intern Agama Islam" di Provinsi Banten, Rabu (12/10).

Banyak umat Islam yang hanya menjual keringat dengan harga yang sangat rendah untuk mempertahankan kelangsungan hidup. Tenaga dan fisik menjadi satu-satunya modal yang dihargai pemilik modal. "Akibatnya, terjadi hubungan patron-klien yang menempatkan massa miskin sebagai pihak yang selalu dikalahkan," ungkap Rahman.

Rahman mengakui tingkat pendidikan umat Islam masih jauh dari apa yang diharapkan. "Bagaimana bisa mengenyam pendidikan yang lebih tinggi kalau makan saja mereka pas-pasan," katanya.

Selain itu, paham Jabariyah atau pasrah masih menghinggapi sebagian umat Islam. Karena itu, kata Rahman, pemuka agama dana ulama harus mengajarkan pentingnya kerja keras dalam kehidupan. Karena para nabi pun bekerja keras untuk kehidupan mereka.

Menurut Rahman, sesungguhnya umat Islam memiliki modal manajemen yang sangat besar. Umat Islam memiliki organisasi massa seperti Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama, dan Mathlaul Anwar, serta ormas Islam lainnya. Ormas Islam ini merupakan aset yang sangat berharga bagi pengembangan ekonomi umat. "Namun, sektor ekonomi belum tergarap secara optimal oleh sebagian ormas Islam ini," kata Rahman.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement