Jumat 23 Sep 2011 16:40 WIB

Bikini vs Jilbab di 'Pantai Burqa' Albania

Rep: C23/ Red: Djibril Muhammad

REPUBLIKA.CO.ID, Setelah bulan suci Ramadhan, pada Agustus kemarin umat muslim berbondong-bondong untuk pergi ke 'pantai burqa' di Albania, 30 menit berjalan kaki dari Spille. Burqa adalah baju yang dipakai membungkus seluruh bagian tubuh wanita.

Disitu perempuan mandi dengan memakai jilbab. Di sisi pantai Albania yang lain, tak jauh dari situ perempuan bermain-main menggunakan bikini. Kontras, namun membuktikan tradisi toleransi beragama di Albania selama berabad-abad.

Toleransi ini bahkan bertahan hampir setengah abad setelah aturan komunis yang berusaha membasmi semua agama. "Pantai Albania memiliki ruang untuk semua orang: jilbab, bikini, pakaian renang," kata Arta, seorang warga Albania.

Selim, seorang pengunjung muslim mengatakan bahwa pantai burqa sudah diklaim secara informal oleh kelompok Muslim konservatif yang tidak ingin mengekspos tubuh mereka saat mandi. Ini merupakan satu-satunya tempat di sepanjang Albania dan pantai Ionia.

"Mengapa beberapa orang berpikir bahwa memamerkan pantat mereka adalah tanda peradaban dan kebebasan, sementara melindungi tubuh seseorang dari lirikan orang lain adalah sebuah ekspresi dari keterbelakangan?", tanya Selim yang sedang duduk pada bagian, terpencil di bentangan panjang pantai di Spille, yang terletak sekitar 100 kilometer (60 mil) barat daya ibu kota Tirana.

Selama bulan puasa, pantai ini kosong. Muslim tidak berenang karena takut menelan air, 'pantai burqa' kini telah ramai lagi. Suhu dalam beberapa minggu terakhir melonjak ke dalam 30-an derajat celcius (sekitar 80 F) dan terus naik sampai ke Oktober.

Meskipun termasuk pantai yang langka, pengunjung cukup mengeluhkan dengan tidak adanya fasilitas. Mereka juga harus berjalan kaki setengah jam dari pantai utama Spille untuk mencapai lokasi.

"Semua orang bebas untuk memilih, bahkan gadis-gadis berbikini di sepanjang pantai ini, tapi perempuan dan anak-anak hanya memiliki sedikit ruang," kata Selim, hati-hati mengawasi istrinya dan adik karena mereka mengarungi ombak.

Walaupun Albania terkenal mayoritas muslim, hanya segelintir perempuan dapat dilihat di jalan-jalan Tirana dengan memakai jilbab. "Islam tidak melarang seorang wanita untuk mandi, tetapi hanya jika ia mencakup dirinya dalam cara yang layak, untuk melindungi dirinya dari dilihat orang lain," desak Fatima, seorang ibu yang jubah hitam panjang ketika muncul dari air.

"Mereka yang punya uang pergi ke Turki atau negara-negara lain, bukan tempat ini di Spille yang tidak memiliki keintiman dan infrastruktur untuk wanita Muslim yang taat yang tidak harus membuka pakaian di depan umum atau menarik setiap pandangan," kata seorang pengunjung, Hasan sambil menggerutu.

Ermir Gjinishi, seorang profesor studi Islam di Tirana, Albania merasa harus memiliki pantai lebih banyak yang hanya disediakan untuk perempuan. "Karena dipisahkan dari laki-laki, mereka bahkan bisa menggunakan baju renang," katanya.

"Saya tak punya apa-apa untuk menyembunyikan, baik dari Allah, maupun dari matahari," kata mahasiswa psikologi Arjana saat ia menyesuaikan tali bikininya dan bersikeras berenang dengan jilbab tidak lebih praktis dibandingkan berenang dengan pakaian renang.

sumber : AFP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement