Kamis 01 Sep 2011 14:44 WIB

Bosnia Alami Re-Islamisasi

Rep: Agung Sasongko/ Red: Didi Purwadi
Muslimah Bosnia
Foto: AP
Muslimah Bosnia

REPUBLIKA.CO.ID,SARAJEVO - Kisah pilu perang saudara berkepanjangan telah berlalu. Bosnia tengah menatap masa depan. Perbedaan yang dahulu mengoyak-ngoyak kini dipelihara dan dipupuk. Pelaksanaan Ramadhan yang khusyuk dan khidmat menjadi buktinya.

Selama Ramadhan kemarin, kafe dan restoran ramai dikunjungi para wisatawan dan warga domestik. Situasi itu tidak menganggu Muslim Bosnia untuk menjalankan kewajibannya. Tidak ada ekspresi menggerutu. Semua mengalir apa adanya.

“Muslim Bosnia telah hidup dalam konteks Eropa tidak hanya dalam bidang politik dan hukum, tapi segala hal dalam kurun waktu setengah abad. Apa yang dialami Bosnia modern sebelum memasuki masa penjajahan Ottoman mengalir pengaruh kekaisaran Austro-Hungaria,” papar Dzevad Hodzic, profesor etika dan filsafat, Fakultas Studi Islam Sarajevo, seperti dikutip dari eubusiness.com, Kamis (1/9).

Pengaruh Eropa menjadikan Islam diperlakukan sebagai urusan pribadi dan bukan urusan negara. Karena itu, kita lebih cocok menyebut Bosnia sebagai Eropa-Islam atau Euro-Islam. Istilah itu memang masih menjadi perdebatan mengingat Islam, terutama kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara, menjadi agama negara.

Kembali ke Islam

Hodzic mengatakan keimanan Muslim Bosnia telah ditempa pandangan Timur dan Barat seperti, Katolik Roma khas kekaisaran Byzantium, sekularisme kekaisaran Austro-Hungaria, Islam yang dibawa Ottoman dan paham komunisme Rusia. Hasilnya, penerapan agama berada dalam lingkup pribadi dan keluarga namun terpisah dengan negara.

Mereka mungkin dipengaruhi banyak budaya. Namun, tren yang terjadi justru warga Bosnia beramai-ramai kembali ke Islam. 

Pakar Balkan asal Perancis, Xavier Bougarel, menyebutnya sebagai re-Islamisasi. Proses itu dinilai Bougarel tercermin dalam peningkatan signifikan populasi Muslim di Sarajevo.  “Secara keseluruhan, populasi Muslim Bosnia mencapai 40 persen dari 3,8 juta penduduk yang diperkirakan,” katanya.

Muslim Bosnia merupakan penganut Sunni moderat yang  kental dengan pengaruh Ottoman. Mereka juga dikenal dengan pecinta paham sufi. Kedekatan dengan paham sufi turut memberikan pengaruh terhadap keyakinan bahwa agama berada dalam kotak pengalaman pribadi.

“Banyak Muslim Bosnia datang ke Masjid, Disaat yang sama, tak sedikit pula Muslim Bosnia yang beribadah bersama keluarga mereka,” taka Hodzic.

Keunikan Muslim Bosnia

Keunikan lainnya adalah Muslim Bosnia juga mengenal tradisi berziarah saat ramadhan. Mereka mendoakan sanak saudara mereka yang lebih dulu menghadap sang Pencipta.

”Ramadhan memicu sisi emosional keimanan. Kami katakanan anda harus menikmati Ramadhan,” ujar Imam muda, Edin Spahic.

Jauh dari kontemplasi di masjid-masjid, aktivitas ibukota berjalan seperti biasa. Kafe dan restoran menghidupkan suasana.

Bagi Muslim Bosnia, menenggak menimuan keras merupakan hal dilarang. Mereka hanya bisa menemani saudara mereka yang tengah menikmati kedamaian Bosnia yang diraih dengan keringat dan darah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement