Jumat 05 Aug 2011 00:06 WIB

Keluarga Muslim Albino Diteror Gara-gara Anaknya Menikahi Pria Beda Agama

Keluarga Parvez, semua berkulit albino
Foto: coventrytelegraph
Keluarga Parvez, semua berkulit albino

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON - KELUARGA Muslim albino di Coventry, Inggris, mengalami teror oleh sekelompok wargakarena putri mereka menikah dengan pria dari agama lain.

Hampir tiap hari, rumah mereka menerima lemparan batu. Kaca jendela pecah, mobil dirusak, dan belakangan, mereka menerima ancaman kematian.

Kepala keluarga Aslam Parvez telah membuat permohonan kepada pelaku untuk mengakhiri kebencian. "Kami adalah keluarga yang baik dan mungkin telah melakukan kesalahan, namun jangan kami dihukum dengan cara seperti ini," katanya.Ia mengaku mungkin akan segera meninggalkan kota itu.

Keluarga Parvez-Akhtar, dari Edgwick, telah mengalami serangan setelah Naseem, putri sulung mereka, menikahi pria dengan keyakinan berbeda. tak dijelaskan apakah sang pria berpindah agama atau sebaliknya.

Di puncak putus asanya, ia melaporkan kasusnya ke polisi. Tak hanya itu, ia juga menghubungi harian Telegraph untuk mengeluarkan unek-uneknya agar pelaku berhenti melakukan aksinya.

Kampanye kebencian dimulai lima bulan lalu ketika sebuah majalah nasional menerbitkan sebuah artikel tentang albino yang menampilkan Naseem, yang tidak tinggal lagi di Coventry dan memiliki sedikit kontak dengan keluarganya. Dalam artikel itu diceritakan Naseem telah menikah dengan pria yang keyakinannya berbeda dan kini memiliki dua anak.

Parvez mengatakan salinan artikel itu dengan cepat menyebar dan bahkan ditempel di dinding dekat rumah mereka. Parvez mengatakan ia telah menerima banyak ancaman pembunuhan setelah itu, dan terpaksa merogok kocek untuk memasang kamera CCTV di rumahnya.

Dia menyatakan telah berhenti pergi ke mesjid karena takut jiwanya terancam dan mengatakan ia mungkin terpaksa meninggalkan kota dengan istrinya, Shameem Akhtar, 55 tahun, dan lima anak mereka.

Parvez lahir di Pakistan dan pindah ke Inggris pada usia 10 untuk bergabung dengan keluarganya. Dia kemudian bertemu dan menikahi istrinya Shameem, yang juga albino.

Enam anak mereka mewarisi kondisi orangtua mereka, yang menyebabkan tidak adanya pigmentasi dan kulit mereka albino.

Parvez mengatakan, mereka menjadi sorotan karena ke-albino-an dan kemuslimannya. Mereka telah mengalami ejekan, tapi kejadian baru-baru telah membuat hidup mereka tak tertahankan. "Saya seperti tengah menjalani mimpi buruk," kata Parvez.

Ia hanya ingin hidup normal seperti orang lain. "Kami sudah berurusan dengan diskriminasi sepanjang hidup kami. Hal ini telah membuat kami merasa 10 kali lebih buruk," katanya.

Seorang juru bicara Polisi mengatakan mereka sudah menerima laporan dan masih melakukan penyelidikan.

Mandy Sanghera,  pekerja sosial di kota itu menyatakan dukungannya pada keluarga Muslim albino ini. "Keluarga ini sudah rentan karena kondisi mereka dan jelas-jelas terpengaruh oleh kekerasan terbaru yang mereka alami," katanya.

Keluarga parvez, katanya, membutuhkan dukungan dari masyarakat untuk tidak merasa terasing.

sumber : Telegraph
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement