REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR - Menteri Agama Suryadharma Ali menyatakan, tantangan para santri ke depan makin berat dan komplek, karena banyak pengaruh di sekitar yang jika tidak diantisipasi dapat membawa keburukan. Persoalan bangsa pun makin banyak dan salah satunya adalah bidang pendidikan, kata Suryadharma Ali ketika meluncurkan program 'Gebyar Ramadhan 1432 H' di Pondok Pesantren Darul Mustaqien, Parung, Bogor, Jawa Barat, Senin (1/8).
Ia mengatakan, tantangan yang dihadapi itu akan dapat menjadi ringan bila para santri memiliki komitmn kuat untuk belajar degan baik. Sebab, ke depan, bangsa ini tak akan berubah jika para santri tak mampu meningkatkan kualitas jati dirinya. Beban bangsa akan ringan jika antara pemerintah dan masyarakat, termasuk para santri saling bahu membahu mengisi kemerdekaan yang telah diperoleh.
Para santri, menurut dia, adalah kader bangsa dan ke depan diharapkan dapat memberi warna positif bagi kemajuan bangsa. Karena itu, belajarlah dengan baik. Ia mengatakan pula, dewasa ini banyak pengamat di berbagai bidang memberikan ulasan atau komentar, namun tidak pas bagi kondisi sesungguhnya.
"Ibarat pertandingan sepak bola, pengamatnya lebih banyak. Jika demikian, apa pun yang dilakukan pemain dinilai salah dan bodoh. Makin tak pas lagi jika yang memberi komentar tak tahu aturan permainan sepak bola," ujarnya.
Karenanya, momentum Ramadhan ini merupakan saat yang tepat untuk memperbaiki keadaan di negeri ini. Gebyar Ramadhan harus menjadi inspirasi sebagai sarana untuk memperbaiki ahlak. Pendidikan di Pondok Pesantren yang menjadi bagian dari sistem pendidikan harus dilestarikan.
Sebab, lanjut dia, kini banyak lembaga pendidikan lain menyontek sistem di pondok yang berbiaya murah. Sementara lembaga lain yang menyontoh mengenakan tarif mahal.
Gebyar Ramadhan 1432 H dihadiri ribuan santri, grup band Wali, beberpa pejabat penting dari Kementerian Agama. Nampak hadir, Dirjen Pendis Mohammad Ali, Kabalitbang Kemeng Ahmad Djamil, Irjen Suparta, para kakanwil dan beberapa pejabat setempat.
Pimpinanan Pondok Pesantren Darul Mutaqien Mandroza dalam sambutannya sempat meminta maaf lantaran keterbatasan tempat.