Kamis 21 Jul 2011 17:49 WIB

Mualaf Australia yang Dicambuk Sesama Muslim Tetap Yakin Islam Agama Indah

Tolga Cifci, salah satu tersangka pelaku penyerangan dan pecambukan terhada Christian Martinez
Foto: Daily Telegraph
Tolga Cifci, salah satu tersangka pelaku penyerangan dan pecambukan terhada Christian Martinez

REPUBLIKA.CO.ID, SIDNEY -  Seorang warga Australia yang baru-baru ini memeluk Islam mengalami 'hukuman cambuk' dari empat kawan Muslim yang membobol masuk rumah dini hari sebelum Fajar. Alasanya Martinez dianggap layak dihukum karena menenggak alkohol.

Terlepas itu, Chris Martinez mengatakan komunitas Muslim Australia selalu mendukungnya. Ia juga mengaku mengalami masalah dalam mengatasi kebiasaannya dengan minuman keras dan ia sempat mabuk di hari sebelum ia dicambuk.

"Saya memang punya masalah dengan minum yang ingin saya atasi," aku Martinez. "Saat itu saya minum bersama teman hingga pagi. Saya tidak pasti bagaimana, yang jelas seseorang pasti telah melihat saya minum." tuturnya.

Martinez, 31 tahun, berkata ia lalu tidur pagi hari usai Subuh dan terbangun untuk menyaksikan temanya bersama tiga lelaki lain mengingatkan bahwa 'saya akan mendapat 40 cambukan sebagai hukuman karena minum alkohol".

"Pertama saya pikir ia bergurau. Tapi begitu mereka menarik tubuh saya untuk tengkurap, saya tahu mereka serius. Mereka mulai mencambuk saya. Saya menangis, berteriak berulang kali karena sakit. Ia dicambuk 40 kali menggunakan kabel selama sekitar 30 menit.

Martinez mengklaim bahwa mereka yang melakukan serangan terhadap dirinya berasal dari sekte Wahabi yang menyebar dan berakar di Arab Saudi. Komunitas Muslim di Sidney pun mengutuk serangan sepihak tersebut.

Ahmed Kilami dari MuslimVillage.com berkata, "Saya harap orang-orang ini ditangkap dan menghadapi ganjaran setimpal dengan perbuatannya."

Martinez sendiri telah pindah dari rumahnya. Namun ia tetap berharap pengalamannya tidak membelokkan pandangan publik terhadap agama barunya.

"Islam adalah agama yang indah, ia adalah panduan luar biasa bagi kehidupan, cara nyata untuk menjalani hidup," ujarnya. "Maksud saya, saya tidaklah sempurna," ujar Martinez. "Tapi saya tegaskan Islam telah membantu saya melalui semua hal, semua masa lalu saya, dan kini saya meyakini saya menjadi orang baik karena Islam." ujar Martinez yang beralih menjadi Muslim tiga tahun lalu.

"Kejadian yang saya alami itu adalah hasil perbuatan individu, bukan agama."

Martinez mengatakan istrinya pun turut kesal dengan serangan itu, yang kini tengah diselidiki oleh Kepolisian New South Wales, Australia. Untungnya, istri dan anaknya tidak ada ditempat saat dicambuk. Tetangga yang mendengar ia menjerit kesakitan dan menangis itulay yang menelpon polisi.

Usai penyerangan itu, Martinez menuturkan telah beberapa kali menolak uang dari 'media besar' untuk menuturkan kisahnya. "Saya merasa menjadi korban dua kali dari gangguan dan ancaman pemerasan," ujarnya.

Dua penyiksa Martinez, Wassim Fayad, 43 tahun, dan Tolga Cifci, 20 tahu, kini ditahan dengan jaminan pembebasan atas tuduhan melanggar dan memasuki properti secara ilegal dengan niat menyerang dan melukai orang lain.

Polisi, kepada pengadilan Sydney berkata Fayad telah berencana menyerang Martinez sebagai hukuman yang ia anggap sejalan dengan keyakinan agamanya. Hukuman itu, kata Polisi, dilakukan Fayad juga atas sikap Martinez yang terus berkumpul dengan komunitas lamanya, yang dianggap si pecambuk 'jahiliyah'.

Fayad juga mencuri semua bir dan hard drive yang berisi rekaman CCTV dari rumah Martinez saat membobol masuk, demikian ungkap polisi. Mereka akan disidang ke pengadilan pada 14 September

sumber : Spero News
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement