Ahad 12 Jun 2011 09:10 WIB

Sejarah Para Khalifah: Sulaiman Al-Mustain, Kecamuk Perang di Cordoba

Red: cr01
Ilustrasi
Foto: Blogspot.com
Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Penduduk yang mendengar kekalahan Khalifah Al-Mahdi segera membaiat Sulaiman Al-Mustain. Dengan demikian, resmilah dirinya menjadi Khalifah Bani Umayyah ke-5 atau pemimpin ke-12 dari keseluruhan Bani Umayyah di Andalusia.

Sementara itu, dengan sisa pasukannya, Al-Mahdi mundur ke arah utara menuju Toledo. Dari sana ia mengirimkan utusan untuk menghadapi Raja Alfonso V dari Kerajaan Leon. Seorang utusan dikirim lagi ke Barcelona untuk minta bantuan Count Raymond I yang menguasai wilayah Catalonia. Tindakan Al-Mahdi ini mendapatkan kecaman keras. Namun ia tak mempedulikannya.

Dua pimpinan kerajaan itu menyambut permintaan Al-Mahdi. Count Raymond I mengirimkan pasukannya yang terdiri dari orang-orang Catalonia. Sedangkan Raja Alfonso V datang sendiri dengan pasukannya ke Toledo. Berlangsunglah pesta penyambutan yang cukup meriah.

Pasukan besar itu segera berangkat menuju Cordoba untuk melakukan penyerbuan. Khalifah Sulaiman Al-Mustain tak bisa berbuat apa-apa. Pasukannya porak-poranda. Dengan sisa-sisa kekuatannya, ia menyelamatkan diri ke arah selatan dan bertahan di Algeciras. Al-Mahdi kembali memegang kekuasaan.

Khalifah Al-Mahdi belum puas dengan kemenangannya. Bersama pasukan Raja Alfonso V, ia mengejar pasukan Sulaiman Al-Mustain untuk merebut wilayah selatan itu. Namun pasukan Sulaiman Al-Mustain masih mempunyai kekuatan untuk bertahan. Bahkan pasukan Al-Mahdi porak-poranda dan terpaksa kembali ke Cordoba. Sedangkan Raja Alfonso V kembali ke Catalonia.

Kekuatan Sulaiman Al-Mustain di Algeciras kembali pulih dengan adanya bantuan dari panglima-panglima Barbar yang menguasai perbatasan itu. Ibukota Cordoba kembali dikepung. Penduduk kota itu seolah baru menyadari bahwa pangkal bencana adalah Khalifah Al-Mahdi. Apalagi keberadaan pasukan Leon dan Catalonia sering membuat onar di kota mereka. Khalifah Al-Mahdi dibunuh.

Pada masa-masa kemelut berkepanjangan itu, Hisyam II Al-Muayyad yang sebelumnya pernah menjabat khalifah, sempat menyusup ke Cordoba bahkan turut mengepalai pengepungan.

Penduduk Cordoba melihat sosok Hisyam II sebagai tokoh yang bisa menyelamatkan mereka. Apalagi ketika dulu ia berkuasa, unsur Barbar bisa berperan penting. Dengan ditunjuknya Hisyam II sebagai khalifah, mereka berharap akan mendapat dukungan dari unsur Barbar. Maka 400 H diresmikanlah Hisyam II sebagai khalifah kembali.

Namun harapan itu tidak menemukan kenyataan. Hanya sebagian kecil unsur Barbar  yang memberikan dukungan dan berpihak pada Khalifah Hisyam II. Dengan demikian, kekuasaan Hisyam II hanya terbatas pada lingkaran istana di bawah kepungan Sulaiman Al-Mustain.

Untuk memancing simpati Barbar, Khalifah Hisyam II sengaja mengangkat keluarga bekas Mulk Al-Manshur, yakni turunan Al-Amiri untuk menduduki jabatan tinggi. Wadhih Al-Amiri memegang jabatan Al-Hajib, kepala rumah tangga istana. Khairan Al-Amiri memegang jabatan wazir, pimpinan pemerintahan. Namun demikian, Cordoba tak mampu bertahan dari pengepungan yang berlangsung cukup lama.

Sulaiman Al-Mustain tampaknya tak bisa bersabar lagi. Pada pengujung 1013 M, ia mengirimkan utusan untuk menghadap Raja Alfonso V dari Leon untuk meminta bantuan. Ketika mendengar hal itu, Khalifah Hisyam II segera mengirimkan utusan rahasia untuk menemui Raja Alfonso VI untuk meminta bantuan. Sebagai imbalannya, Hisyam II berjanji akan menyerahkan wilayah-wilayah Castile lama di sepanjang sungai Douro yang sebelumnya sempat direbut oleh Mulk Al-Manshur dari kekuasaan Leon.

Hal itu membangkitkan kemarahan Sulaiman Al-Mustain. Ketika bantuan dari tokoh-tokoh Barbar datang, ia segera melancarkan serangan. Cordoba akhirnya jatuh ke tangan Sulaiman Al-Mustain. Sejarah tak sempat mencatat nasib Khalifah Hisyam II. Ia tak diketahui rimbanya setelah itu. Ada yang mengatakan ia terbunuh, tetapi ditemukan mayatnya. Ada juga yang menyebutkan ia melarikan diri karena belakangan namanya kembali disebut-sebut.

sumber : Sejarah Para Khalifah karya Hepi Andi Bastoni
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement