Jumat 10 Jun 2011 18:13 WIB

Wapres Minta Penambahan Kuota Haji Diperjuangkan

Wapres Boediono
Foto: Antara
Wapres Boediono

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Wakil Presiden (Wapres) Boediono meminta agar penambahan kuota haji bagi warga Indonesia diperjuangkan, mengingat begitu tingginya minat untuk melaksanakan rukun Islam ke-5 tersebut. Siaran pers yang diterima dari kantor Wapres, Jumat (10/6), melaporkan, Wapres mengungkapkan hal itu saat mengunjungi Kantor Haji Indonesia di Madinah, Arab Saudi, di sela-sela ibadah umroh.

"Penambahan kuota haji harus kita perjuangkan, karena semakin banyak jamaah kita yang belum dapat melaksanakan ibadah haji, dan harus menunggu sampai bertahun-tahun," kata Wapres.

Wapres menilai, banyak para calon haji Indonesia harus menanti tahunan bahkan hingga 12 tahun sebelum kesempatan berhaji tiba. "Itu, waktu yang terlalu lama. Kita harus lebih aktif mengupayakan penambahan," kata Wapres.

Selain upaya menambah kuota, yang tak kalah penting adalah perbaikan manajemen pemberangkatannya. Pada tahun ini, 1432 H/2011 M, Indonesia mendapatkan kuota sebanyak 211.000 jamaah.

Dari total kuota itu, 17.000 di antaranya menjadi jatah calon haji khusus yang diselenggarakan 215 perusahaan. Sisa kuota semuanya untuk haji reguler yang telah dibagi ke 33 provinsi melalui Keputusan Menteri Agama Nomor 29 Tahun 2011.

Jumlah pendaftar yang jauh melampaui kuota ini membuat waktu tunggu menjadi semakin lama. Dalam kunjungan ke kantor haji di Madinah, Arab Saudi, Wapres didampingi Duta Besar RI untuk Kerajaan Arab Saudi Gatot Abdullah Mansyur.

Selain itu, Direktur Jenderal (Dirjen) Penyelenggaraan Haji dan Umrah Slamet Riyanto juga hadir dan menyampaikan laporan. Kunjungan tersebut, menurut Wapres, telah ia rencanakan sebelumnya. "Saya memang berencana melihat dengan mata kepala sendiri persiapan di lapangan sejak awal. Oleh karena itu saya melaksanakan pemantauan langsung ke Madinah, Mekkah dan Jeddah setelah mengikuti World Islamic Economic Forum ke-7 di Kazakhstan," kata Boediono menandaskan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement