REPUBLIKA.CO.ID, SOFIA - Kelompok Kanan Bulgaria, Ataka mengklaim berhasil memaksa pengurus Masjid Banya Bashi di Kota Sofia untuk membeli alat pengeras suara baru. Keberhasilan itu tertuang dalam putusan bersama yang dikeluarkan Menteri Dalam Negeri dan Walikota Sofia.
Seperti dikutip dari Radio Nasional Bulgaria, Menteri Dalam Negeri Bulgaria, Tsevan Tsevanov dan Walikota Sofia, Yordanka Fandukova meminta mufti Bulgaria, Hussein Hafuzov untuk mengurangi tingkat kebisingan dengan membeli pengeras suara baru. "Mereka (Ataka) mengklaim putusan itu sebagai kemenangan mereka," ungkap Hussein seperti dikutip dari Sofiaecho.com, Senin (6/6).
Hussein menjamin persoalan pengeras suara akan diperhatikan sehingga tidak akan memancing kekisruhan. Menurut dia, masalah alat pengeras suara tidak akan menjadi ricuh bila tidak ada aksi provokasi berlebihan. "Saya juga berjanji tidak akan memperbolehkan para jamaah yang tidak kebagian tempat dalam ruangan masjid untuk shalat di jalan raya," ungkap dia.
Persoalan masalah pengeras suara berawal dari protes keras masyarakat di sekitar masjid yang mengeluhkan volume suara yang dihasilkan sistem pengeras suara yang terdapat dalam masjid. Selain masalah pengeras suara, masyarakat di sekitar masjid juga mengeluhkan kemacaetan yang terjadi lantaran membludaknya jamaah hingga ke luar masjid.
Ketegangan sempat terjadi, ketika tiga orang pendukung Ataka, salah satunya merupakan anggota parlemen parta, Denitsa Gadzheva terluka dalam insiden yang terjadi di masjid Banya Bashih. Insiden itu menyeret protes keras pendukung Ataka terhadap penggunaan pengeras suara untuk menyiarkan panggilan shalat pada Jumat, 20 Mei lalu.