Kamis 14 Apr 2011 18:52 WIB

Pengacara Politikus Anti Islam Geert Wilders: Pengadilan Mirip Sinetron

Geert Wilders di pengadilan
Foto: hileud.com
Geert Wilders di pengadilan

REPUBLIKA.CO.ID,Menurut pengacaranya, kasus politikus anti islam Geert Wilders adalah kasus yang paling banyak disorot di Belanda. Padahal, makin lama pengadilan Wilders makin mirip sinetron murahan.

 

Alih-alih berdebat soal batas kebebasan berpendapat, fokus pengadilan malah jatuh ke acara makan malam pribadi dan dugaan "kasak-kusuk" dengan saksi. Pada makan malam tersebut, di antara para undangan, hadir hakim yang pernah membantu menulis keputusan bahwa Wilders harus dihukum. Selain sang hakim, hadir pula seorang ahli islam yang akan menjadi saksi pembela Wilders.

 

Makan malam ini, dan tetek-bengeknya, membuat panel juri pertama pada persidangan Wilders diganti. Pengadilan dimulai dengan juri baru.

So far so good, mungkin begitu Anda pikir. Pengadilan bisa kembali ke masalah inti: penyebaran kebencian dan penghinaan terhadap kaum minoritas muslim. Lagipula, selama ini, kedua hal tersebut mendominasi debat politik Belanda.

 

Tidak secepat itu. Sebelumnya Wilders telah menyatakan, pengadilan ini adalah pengadilan politis untuk membungkamnya. Ia menyamakan pengadilan ini dengan yang terjadi di Korea Utara. Dan ia merasa, dugaan bahwa hakim Tom Schalken "kasak-kusuk" dengan saksi membuktikan penilaiannya bahwa hukum Belanda berlaku bias terhadapnya.

Di pengadilan Kamis (14/04), Wilders mengajukan argumen ini secara pribadi. Kepada Schalken, ia bilang, dengan menghadiri makan malam itu "Anda menunjukkan bahwa Anda telah bersikap tidak profesional, ini sangat memalukan. Anda telah merusak reputasi sistem hukum di Belanda."

Wilders telah mengajukan komplain melawan Schalken, dan pengadilan telah memulai dengar-pendapat dari ketiga tamu makan malam. Wilders dan pengacaranya Bram Moszkowicz mencoba menunjukkan bahwa keseluruhan proses pengadilan telah tercemar. Mereka meminta sekali lagi agar kasus dibatalkan.

Namun sebelum mereka melangkah begitu jauh, pengadilan mendengar detil makan malam yang digelar 3 Mei 2010 tersebut. Dari siapa yang hadir di sana, berapa banyak botol wine yang dikonsumsi, sampai jam berapa para tamu pulang. Dan sejauh ini, dua kisah berbeda muncul mengenai apa yang terjadi malam itu.

Ahli islam Hans Jansen bersaksi bahwa ia memang merasa bahwa hakim Schalken berusaha mempengaruhinya pada makan malam itu. Ia merasa terintimidasi, terpojok, dan takut menyatakan pendapat. Pada waktu yang sama, Jansen merasa Schalken mencari pengakuan atas apa yang telah diperbuatnya, "Sebagai rekan guru besar - kami berdua guru besar dan ahli di bidang masing-masing - ia ingin mendapat pengakuan dari saya mengenai prestasi intelektualnya yang hebat. Dan itu menjijikan."

Sedangkan pada gilirannya, hakim Tom Schalken menyatakan, ia menghadiri makan malam tanpa tujuan mempengaruhi Jansen. Ia mengaku tidak banyak bicara malam itu. Schalken juga membela haknya untuk berdiskusi mengenai pengadilan Wilders dalam konteks pribadi, walaupun ia membantu proses pengadilan.

Schalken mengatakan,"Selepas pengadilan umum satu setengah tahun lalu - yang semua detilnya bisa dibaca di internet, semua orang bisa baca -  bukan berarti saya tak boleh lagi mengemukakan pendapat dalam masyarakat karena telah ikut menulis keputusan."

Mantan jurnalis Radio Nederland, ahli Timur Tengah Bertus Hendriks, adalah tuan rumah dari makan malam menghebohkan tersebut. Ia akan bersaksi di pengadilan Jumat (15/04). Kesaksiannya mungkin akan menunjukkan versi mana dari kedua tamu yang paling mendekati kebenaran. Juri membutuhkan waktu dua minggu untuk berunding, dan kemudian akan memutuskan apakah kasus dilanjutkan.

Tuduhan terhadap Wilders

1.    Dengan sengaja menyerang muslim

2.    Menyebarkan kebencian terhadap muslim

3.    Mendiskriminasi muslim

4.    Menyebarkan kebencian terhadap imigran non-Barat

Contoh pernyataannya:

"Larang buku menjijikkan ini (Al-Quran, red.) seperti kita melarang buku Mein Kampf (karya Hitler, red.)!"

"Kita harus menghentikan tsunami Islamisasi ini."

"Islam adalah agama kekerasan."

"Jika semua ayat yang mengandung kekerasan di Al-Quran dihapus, ukuran kitab Quran tak akan lebih besar dari komik Donald Bebek."

Pengadilan pertama Geert Wilders: 20 Januari 2010. Pengadilan akan selesai pada musim panas 2011.

sumber : radio netherland
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement