REPUBLIKA.CO.ID, JAKARATA - Sekretaris Jenderal Kementerian Agama Bahrul Hayat mengatakan, Indonesia dan Rusia dalam waktu dekat akan menyelenggarakan dialog antar agama. Dialog ini dalam rangka saling berbagi pengalaman tentang pembangunan multikultur di kedua negara.
"Dialog interfaith ini akan diselenggarakan Juni 2011 di Kazan dengan pembicara dari lintas agama," kata Bahrul Hayat dalam jumpa pers bersama Deputy Chairman of Russia Mufties Council Rushan Hazrat Abbasyov di Jakarta, Jumat (1/4) malam.
Wakil Mufti Rusia ini didampingi Wakil Ketua Bidang Agama Islam untuk Wilayah Eropa Rusia, Damir Hazrat Mukhetdinov, Wakil Kepala Dewan Mufti Rusia untuk Republik Tatarstan, Arslan Hazrat Sadriev, wakil Ketua Badan Keagamaan Republic Chechnya, Magomed Emin Usmanov, serta seorang Pimpinan Penerbit Medina, Ildar Nurimanov.
Rushan Hazrat Abbasyov menyampaikan keinginannya untuk mempelajari dan mengenal umat Islam di Indonesia yang moderat dan multikultural serta dapat menjaga nilai toleransi dalam kehidupannya. "Kami memiliki masalah yang sama sebagai negara beragam agama dan suku bangsa," katanya.
Kedatangan delegasi Muslim Rusia ini atas kerja sama Kedutaan Besar Indonesia di Moskow dan Kementerian Agama, Abbasyov beserta sejumlah tokoh Islam Rusia itu melakukan kunjungan persaudaraan guna mengenal kehidupan Islam moderat di Indonesia. Mereka dijadwalkan berada di Indonesia dari 1-7 April dan akan menemui sejumlah tokoh agama baik Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah dan Majelis Ulama, serta sejumlah lembaga pendidikan, selain itu juga mendatangi pemusik Ahmad Dhani.
Abbasyov menjelaskan perkembangan Islam di Rusia saat ini begitu pesat, meskipun Islam telah memasuki negara pecahan Uni Soviet itu sejak lebih dari ribuan tahun lalu. "Saat ini terdapat sekitar 23 juta warga Muslim di Rusia, dari sekitar 140 juta penduduk secara keseluruhan, dengan tingkat penyebaran merata serta terpusat di sejumlah Republik Islam seperti Dagestan, Chechnya, Tatarstan, dan lainnya," katanya.
Abbasyov juga mengungkapkan, kaum muslimin di Rusia hingga kini ragu melakukan poligami, karena aturan Rusia tidak membolehkan poligami. "Walaupun banyak anggota Parlemen di sana yang mewacanakan agar larangan poligami dihapus dengan alasan HAM, tapi karena dilarang, maka kaum muslimin disana ragu dan takut melawan aturan itu," katanya.