Senin 08 Apr 2019 19:48 WIB

Pembangunan RS Indonesia di Myanmar Capai 91 Persen

Hari ini, tim kembali ke Myanmar untuk menyelesaikan pekerjaan pembangunan RS itu.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Hasanul Rizqa
Pembangunan RS Indonesia di Myanmar Capai 91 Persen
Foto: dok. Mer-C
Pembangunan RS Indonesia di Myanmar Capai 91 Persen

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pembangunan Rumah Sakit (RS) Indonesia di negara bagian Rakhine, Myanmar, terus menuju tahap penyelesaian. Hingga saat ini, proses tersebut sudah mencapai 91 persen. Hal ini diungkapkan manajer lapangan RS Indonesia tersebut, Nur Ikhwan Abadi.

“Alhamdulillah, meskipun ada berbagai kendala yang di lapangan, sebagaimana halnya membangun di wilayah konflik, pembangunan RS Indonesia di Rakhine State (negara bagian) terus berjalan. Berdasarkan perhitungan terakhir kami, progres pembangunan sudah mencapai 91,1 persen," ujar Nur Ikhwan Abadi dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Senin (8/4).

Baca Juga

Ia menyebut, pembangunan RS Indonesia di sana sempat mundur dari jadwal yang telah ditetapkan. Namun, pihaknya meyakini, perlahan tapi pasti progres fasilitas tersebut di Rakhine akan terus berlanjut hingga tuntas.

Nur Ikhwan menuturkan, pihaknya pada hari ini, Senin (8/4), berangkat kembali ke Yangon, Myanmar. Turut dalam rombongan ini antara lain tiga orang relawan, yaitu Ir Ahmad Fauzi (Site Engineer), Karidi, dan Wanto. Dua nama yang tersebut belakangan merupakan relawan bagian sipil dan mekanik elektrikal.

Tim Konstruksi MER-C ini dapat kembali ke Yangon setelah memeroleh informasi dari Kedutaan Besar RI di Myanmar. Kabar itu mengonfirmasi, surat izin untuk para relawan ini telah terbit dari Kantor Presiden, Kementerian Kesehatan dan Olahraga, serta Pemerintah negara bagian Rakhine. Dari Yangon, tim tersebut akan melanjutkan penerbangan dengan maskapai lokal ke Sittwe, ibu kota negara bagian Rakhine.

Sampai kini, situasi di negara bagian Rakhine masih bergejolak. Di Sittwe, tim itu akan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait serta melihat perkembangan keamanan.

Apabila memungkinkan, tim akan langsung melanjutkan perjalanan dari Sittwe ke lokasi pembangunan RS Indonesia di Myaung Bwe, Mrauk U, negara bagian Rakhine. Jarak tempuhnya sekitar tiga jam lebih via perjalanan darat.

“Kami berharap bisa segera masuk ke sana untuk menyelesaikan pekerjaan instalasi listrik, sanitasi dan lantai rumah sakit,” ucap Nur Ikhwan.

Nur Ikhwan menyebut apabila pembangunan bangunan utama sudah selesai, akan dilanjutkan dengan pembangunan sarana lainnya. Sarana lain ini seperti ground tank atau tempat penampungan air bawah tanah yang akan berada di belakang bangunan utama RS Indonesia.

Ground tank diperlukan karena sulitnya mendapatkan air bersih di wilayah ini. Sementara air bersih sangat krusial bagi operasionalisasi rumah sakit.

Selain itu, tim juga akan membangun kamar jenazah dan jembatan yang akan menghubungkan jalan raya dan RS Indonesia.

Ia berharap dengan jangka waktu izin yang diberikan, pembangunan RS Indonesia serta semua sarana tadi bisa segera selesai. “Kami mohon doanya dari masyarakat Indonesia,” ujar Nur Ikhwan.

Pembangunan RS Indonesia di Rakhine State, Myanmar adalah sebuah langkah diplomasi kemanusiaan di dunia internasional kerjasama MER-C (Medical Emergency Rescue Committee), PMI (Palang Merah Indonesia) dan Walubi (Perwakilan Umat Buddha Indonesia).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement