Jumat 21 Dec 2018 17:12 WIB

Baznas Kembangkan Z-MART dan Lumbung Pangan di Karawang

Pendapatan petani di kawasan industri diharapkan bisa meningkat.

Rep: Novita Intan/ Red: Dwi Murdaningsih
Petani memeriksa bantuan alat dan mesin pertanian di kawasan Jalan Baru, Karawang, Jawa Barat, Selasa (16/10/2018).
Foto: Antara/M Ibnu Chazar
Petani memeriksa bantuan alat dan mesin pertanian di kawasan Jalan Baru, Karawang, Jawa Barat, Selasa (16/10/2018).

REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) meluncurkan program Lumbung Pangan dan Z-Mart. Peluncuran ini untuk meningkatkan pendapatan petani di kawasan industri dan memberdayakan mustahik pemilik usaha ritel mikro di Kabupaten Karawang.

Direktur Pendistribusian dan Pendayagunaan Baznas, Mohd Nasir Tajang mengatakan Z-Mart adalah program pemberdayaan ekonomi mustahik Baznas untuk meningkatkan eksitensi dan kapasitas usaha retail mikro skala usaha mustahik binaan Baznas dapat terangkat.

“Hadirnya program ini diharapkan agar  membentuk sebuah gerakan untuk berbelanja di warung kelontong. Sehingga omzet mustahik pemilik warung akan terus meningkat,” ujarnya dalam keterangan tulis yang diterima Republika.co.id, Kamis (20/12).

Z-Mart di kawasan ini menjadi awal kerja sama program tersebut di Provinsi Jabar untuk 21 mustahik. Saat ini Z-Mart di Jawa Barat berjumlah 121 titik dan secara nasional mencapai 166 titik yang tersebar di Bogor, Depok, Bekasi, Tangerang Selatan, Bandung, Lombok dan Langkat.

Z-Mart yang dikembangakan Lembaha Pemberdayaan Ekonomi Mustahik Baznas, merupakan salah satu upaya meningkatkan nilai kompetitif warung usaha mikro dengan memfasilitasi perbaikan tempat jualan, pelatihan manajemen dan sistem keuangan serta pendampingan.

Fasilitas lain yang akan dinikmati pelanggan Z-Mart adalah pelayanan berbagai jenis pembayaran melalui Payment Point Online Bank (PPOB) diharapkan dapat bersinergi program pemerintah sebagai warung penyalur Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).

Rata-rata pendapatan omset warung ZMART dari jumlah keseluruhan sebelum dibantu Baznas sebesar Rp 500ribu/hari, atau pendapatan sebesar Rp 1,5 juta/bulan yang masih di bawah standar upah minimum daerah Kabupaten Karawang.

Setelah mendapatkan tambahan modal dan pendampingan diharapkan omset meningkat menjadi rata-rata Rp 1,2 juta-1,5 juta/hari atau pendapatan sebesar Rp 4,5 juta/bulan.

Sementara itu, Baznas meningkatkan pendapatan masyarakat petani di sekitar kawasan industri Karawang melalui program Lumbung Pangan. Selain kota industri, Karawang juga identik dengan penghasil padi nasional.

“Melalui program Lumbung Pangan, mustahik di sekitar kawasan industri lebih diberdayakan untuk dapat meningkatkan pendapat melalui bantuan modal usaha dan pendampingan teknologi,” kata Nasir.

Lumbung Pangan Karawang terdiri atas 3 kelompok, tersebar di 3 lokasi, yakni Desa Pangulah Kecamatan Kota Baru, Desa Cintaasih Kecamatan Pangkalan, dan Desa Karangligar Kecamatan Telukjambe Timur.

Baznas mengembangkan Lumbung Pangan dengan mengedepankan proses ramah lingkungan. Konsep pertanian berkelanjutan dengan menerapkan sistem pertanian sehat. Baznas bekerja sama dengen PT Hikmah Pangan Nusantara (HIPANUSA) sebagai pendampingan teknologi budidaya dengan pupuk organik hasil penelitian salah satu ahli pertanian organik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement