Jumat 02 Sep 2016 17:19 WIB

Maria Clara Castellar: Islam adalah Takdirku

Rep: c70/ Red: Agung Sasongko
Mualaf tengah berdoa (ilustrasi)
Foto: onislam.net
Mualaf tengah berdoa (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berada di lingkungan Katolik konservatif yang taat, tak otomatis membuat Maria Clara Castellar menemukan hakikat kedamaian, bahkan keberadaan Tuhan. Castellar tergolong gadis yang taat. Saat usia 21 tahun, ia masih rajin ke gereja dan membantu sekolah Katolik selama enam tahun.

Tentu saja, tujuannya untuk menjadi lebih dekat dengan Tuhan. Tapi, selama itu pula ia tidak bisa merasakan sesuatu yang lebih. “Saya mengakui bahwa saya benar-benar hilang,” kata Castellar, seperti dilansir dari Ifoundislam.net pada Senin (22/9).

Kekosongan hati inilah yang mendorong Castellar untuk menemukan Tuhan sejati. Entah bagaimana dan tak tahu mengapa, ia merasa tertarik mengenal lebih jauh Islam. Castellar pun akhirnya memutuskan untuk mempelajari agama ini di sekolah.

Ia mengambil kelas studi Islam yang diajar oleh guru favoritnya. Sedikit demi sedikit, lembaran demi lembaran, ia membaca perlahan, kemudian tertegun, risalah samawi ini begitu indah. Islam agama yang damai dan cinta perdamaian.

Agama yang membawa manusia kepada Tuhan, cinta, dan kebahagiaan. Ketika mempelajari Islam, Castellar mengaku dirinya menemukan banyak jawaban atas pertanyaannya selama bertahun-tahun. “Saya sedang mencari Tuhan dalam hidup saya. Saya mencari Islam,” ujarnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement