REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada 1150, kitab at-Tasrif diterjemahkan ke dalam bahasa Latin oleh Gerard dari Cremona, seorang cendekiawan yang berjasa menerjemahkan ratusan karya fenomenal ilmuwan Muslim ke dalam bahasa Latin. Penerjemahan kitab ini telah membantu penyebaran ilmu bedah modern ke seluruh Eropa.
Volume ke-30 kitab at-Tasrif menjelaskan secara perinci beberapa komponen mengenai operasi bedah umum, bedah anak, kebidanan, serta ortopedi. Walau Abulcasis telah wafat satu milenium lalu, maqala atau volume ke-30 kita ini tetap menjadi acuan bagi para peneliti dan akademisi dalam bidang kedokteran hingga saat ini.
Sementara dalam volume ke-28, al-Zahrawi menjelaskan tentang obat-obatan sederhana. Volume ini pun telah diterjemahkan ke dalam bahasa Latin. Pada bidang farmakologi dan terapi, ia membahas obat jantung, muntah, obat pencahar, serta tata rias.
Melalui karya fenomenalnya ini, al-Zahrawi juga menunjukkan beragam alat bedah temuannya. Ada ekstraktor gigi, depresor penjepit, kateter, dan perangkat bedah kandungan yang rumit. Dijelaskan pula berbagai tindakan operasi, seperti kauterisasi, penyedotan darah, bedah kebidanan, dan pengobatan luka. Al-Zahrawi adalah penemu sekaligus dokter pertama yang menggunakan jarum dan benang untuk menjahit luka bekas pembedahan. Benang ini dibuat dari usus domba dan hingga kini masih digunakan dalam praktik bedah modern.
Pada abad ke-14, seorang ahli bedah Prancis, Guy de Chauliac, menghasilkan 200 karya dalam bidang ilmu bedah yang semuanya terinspirasi dari kitab at-Tasrif karya Abulcasis. ''Kitab ini (at-Tasrif) merupakan karya tulis dalam bidang ilmu bedah yang sangat fenomenal,'' komentar de Chauliac.
Ahli bedah Prancis lainnya, Jaques Delechamps, pada abad ke-16 membuat pengembangan metode bedah berdasarkan kitab at-Tasrif. ''Luas dan dalamnya pemahaman Abulcasis merupakan kontribusi yang luar biasa bagi ilmu bedah,'' kata Delechamps.
Sementara ahli bedah Inggris, Sharif Kaf al-Ghazal, memuji Abulcasis sebagai dokter bedah inovatif yang memberikan sumbangsih tak terkira bagi kemajuan ilmu bedah dan obat-obatan.
Sumber: Pusat Data Republika