Senin 12 May 2014 20:52 WIB

Masjid Agung Sumenep, Karya Pendatang Cina (2)

Masjid Agung Sumenep yang bergaya arsitektur Cina, di Sumenep, Madura, Jawa Timur.
Foto: Antara/Saiful Bahri/c
Masjid Agung Sumenep yang bergaya arsitektur Cina, di Sumenep, Madura, Jawa Timur.

Oleh: Mohammad Akbar

Ukiran-ukiran yang menghiasi kayu ini mengambil bentuk flora.

Ini dapat dimaklumi karena dalam Islam sangat tidak dianjurkan untuk menempatkan bentuk binatang ataupun manusia di dalam masjid.

Ukiran bunga ini dihiasi dengan pilihan warna hijau dan kuning. Dalam sebuah situs ditulis ukiran yang ada di pintu utama masjid ini sangat kental pengaruh budaya Cina.

Situs tersebut menulis, ukiran yang tersaji pada Masjid Agung Sumenep ini memiliki kemiripan dengan ukiran yang jumpai di daerah Palembang yang notabene dipengaruhi cukup kuat oleh budaya Cina.

Sebelum memasuki bagian dalam, setiap pengunjung yang hendak melewati pintu masjid ini akan bisa melihat jam antik berukuran besar bermerek Junghans. Hadirnya jam ini secara tak langsung kian memperkuat usia masjid ini yang telah lanjut.

Memasuki bagian interior, begitu terasa. Maklum saja, di bagian ini berdiri tegak 13 tiang seukuran 1,5 tangan orang dewasa yang dilingkarkan.

Konon, jumlah 13 tiang ini menyimpan makna, yang merujuk pada arti rukun shalat. Tiang besar ini juga bisa ditemukan pada bagian selasar masjid. Jumlahnya ada 20 pilar.

Pada bagian mihrab, terdapat hiasan pedang. Kabarnya, pedang tersebut berasal dari Irak. Mengutip informasi yang ada di laman Wikipedia, awalnya pedang tersebut terdapat dua buah, tetapi salah satunya sekarang ini telah hilang dan tidak pernah kembali.

Pengaruh Cina kembali menonjol pada bagian mihrab masjid. Ini tecermin dari pilihan warna yang mencolok. Paduan warna kuning emas, biru, dan putih memberikan kesan yang begitu 'ramai' pada bagian mihrab ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement