Kamis 16 Feb 2012 21:58 WIB

Kitab Asbab Al-Bid’ah Wa Madharruha: Bid'ah dan Mudharatnya (1)

Rep: Nashih Nashrullah/ Red: Chairul Akhmad
Bid'ah (ilustrasi)
Foto: Wordpress.com
Bid'ah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,  Perbincangan soal bid’ah seakan tak berujung. Bid’ah dibaca dari berbagai perspekstif dan dan tinjauan hukum. Beberapa diantaranya mencoba menginterpretasikan bid’ah dengan membaca konteks kondisi dan situasi yang terjadi di tiap zamannya.

Tak ketinggalan pula, para cendekiawan Muslim berusaha memberikan definisi yang komprehensif, dan merepresentasikan antara fakta yang terjadi di tengah-tengah umat dengan deretan teks literal.

Tidak ada kode iklan yang tersedia.

Asy-Syathibi misalnya, memaknai bid’ah dalam kitab monumentalnya, Al I’tisham, sebagai aktivitas baru yang sengaja disematkan dalam agama. Hampir saja kegiatan itu menyerupai pola yang masyhur dalam agama. Pasalnya, perkara itu dikemas dan dibingkai laiknya pernah dinashkan dalam syariat.

Bid’ah sebagai sebuah fenomena, tidak muncul dengan sendirinya. Bid'ah tak terlepas dari hubungan kausalitas, antara "sabab" dan "musabab-nya". Kesimpulan ini terlihat jelas dalam kitab Asbab Al-Bid’ah Wa Madharruha yang ditulis oleh mantan Syekh Al-Azhar, Mahmud Syaltut. Tetapi, dalam bukunya itu, ia membatasi penggunaan istilah bid’ah hanya berlaku pada tuntunan agama. Di luar konteks keagamaan, terma bid’ah tidak bisa digunakan.

Misalnya, mengidentikkan bid'ah dengan tradisi di sebuah komunitas atau inovasi-inovasi yang berhubungan langsung dengan hajat hidup manusia. Hal ini karena pengertian bid'ah jika merujuk ke sejumlah teks, antara lain hadis yang diriwayatkan oleh Aisyah RA—bahwa semua perkara yang muncul dan belum pernah dicontohkan Rasulullah akan tertolak—maka bid’ah merujuk pada realita yang terjadi di masyarakat ialah segala bentuk ibadah yang belum pernah dilakukan di masa Rasulullah. Ibadah-ibadah itu tidak termaktub dalam nash yang valid ataupun tersirat dalam berbagai teks keagamaan.

Dalam kitabnya tersebut, tokoh kelahiran Desa Munyah, Bani Manshur, Provinsi Buhairah, Mesir itu menguraikan tentang sebab-sebab munculnya fenomena bid’ah dan dampak negatif yang diakibatkan oleh bid’ah.

Dibandingkan dereten karya yang pernah ia tulis, Kitab Asbab Al-Bid’ah bisa dibilang minimalis, ringkas dan sederhana. Hanya mencakup dua bab utama, yaitu pertama bab tentang faktor pemicu kemunculan bid'ah sekaligus penyebab penyebaran fenomena tersebut. Dan di bab yang kedua, ulasan singkat tentang efek negatif dan bahaya bid’ah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement