Senin 20 May 2019 22:25 WIB

JQH-NU: Kecintaan Alquran Tinggi, tapi Belum Berdampak Nyata

Semangat Alquran yang tinggi belum berdampak pada perbaikan moral.

Konferensi Alquran JQH NU, di Hotel Sriwijaya Jakarta, Senin (20/5).
Foto: Dok Istimewa
Konferensi Alquran JQH NU, di Hotel Sriwijaya Jakarta, Senin (20/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kecintaan masyarakat Indonesia terhadap Alquran makin menggeliat, hal tersebut bisa dilihat dari maraknya pesantren tahfiz, munculnya berbagai metode menghafal Alquran dan berbagai halaqah serta seminar Alquran yang pesertanya tak pernah sepi. 

Sayangnya, menurut Ketua Umum Jam’iyyatul Qurra wal Huffazh (JQH/ Organisasi Para Qari dan Hafiz) Nahdlatul Ulama (JQH-NU), Saifullah Maksum, kecintaan masyarakat terhadap Alquran belum berpengaruh besar terhadap perbaikan moral bangsa Indonesia.

Baca Juga

“Meningkatnya semangat kepada Alquran justru diiringi dengan fenomena  peningkatan perilaku kriminal, pelecehan seksual, caci maki serta produksi hoax yang bertebaran di berbagai media sosial,” kata dia pada pembukaan Konferensi Alquran JQH NU, di Hotel Sriwijaya Jakarta, Senin (20/5).  

Menurut Saifullah, ada yang salah dalam pemahaman dan penerapan nilai-nilai Alquran. “Ada yang kurang pas dalam hal ini, salah satu tujuan konferensi Alquran ini adalah untuk menjawab hal ini dan tentu pula tantangan lainnya di masa yang akan datang," katanya.  

Saifullah mengatakan perlu sekali digagas strategi baru dalam dakwah dan pengajaran Alquran di era milenial. Strategi dakwah dan pengajaran Alquran sebisa mungkin lebih dari sekadar kulit dan simbolnya saja, lebih utama adalah menyangkut esensi dan nilai-nilai kandungan Alquran. Pesan spiritual yang didakwahkan juga harus lebih diutamakan.   

Hadir Dalam pembukaan konferensi tersebut  Menteri Agama RI, Lukman Hakim Saifuddin, Rais Majelis Ilmi PP JQH NU, KH Ahsin Sakho Muhammad, KH Saifullah Maksum, serta para ahli Alquran dan pengasuh pesantren Alquran di seluruh Indonesia. 

Konferensi yang berlangsung 21-22 Mei 2019 tersebut juga akan dihadiri para ahli Alquran seperti Prof M Quraish Shihab, Prof Nasaruddin Umar, Prof Sayid Aqil Husein al-Munawar, Tuan Guru Bajang (TGB) Muhamad Zainul Majdi, Ustaz Yusuf Mansur, dan para pakar Alquran lainnya.  

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement