Jumat 05 Apr 2019 15:05 WIB

Ormas dan Tokoh Agama Punya Peran Tangkal Ideologi Kekerasan

Salah satu kelebihan ormas keagamaan adalah punya basis konstituen yang jelas.

ISIS
Foto: Reuters
ISIS

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Beberapa waktu lalu pasukan Demokratik Suriah (SDF) telah mengumumkan kehancuran total jaringan kelompok teroris, Islamic State of Iraq and Suriah (ISIS).

Pengumuman ini seakan menjadi akhir dari perjuangan dan pertempuran lama terhadap para militant ISIS.  Namun demikian pasca-runtuhnya ISIS tersebut, tantangan terbesar adalah mencegah tersebarnya ideologi ISIS agar tidak mempengaruhi masyarakat dan mendorong lahirnya kekerasan baru di Tanah Air. Karena unsur-unsur ideologi yang melekat pada kombatan ISIS yang ada di Tanah Air tidak mudah luntur.

Untuk itu ormas-ormas (organisasi massa) Islam seperti Nahdatul  Ulama (NU), Muhammadiyah dan ormas lainnya yang ada di Tanah Air memiliki peran yang cukup strategis untuk ikut serta mewaspadai, membendung dan menangkal berkembangnya idoelogi-ideologi radikal atau paham-paham kekerasan dari kelompok ISIS di Tanah Air yang mana sebelumnya ISIS ini ingin mendeklarasikan Khilafah.

“Saya kira ormas-ormas seperti NU, Muhammadiyah dan juga ormas-ormas lain punya peran  yang sangat strategis untuk membendung ideologi ISIS tersebut. Karena salah satu kelebihan ormas ini adalah punya basis konstituen yang nyata dan jelas. Ormas-ormas ini harus terlibat secara aktif,  baik di level hulu dalam artian ikut terlibat dalam merumuskan kebijakan termasuk untuk membendung di level apakah itu di undang-undang maupun peraturan,” ujar Peneliti di Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES) Associate, Adnan Anwar di Jakarta, Kamis (4/4).

Dikatakan Adnan, ormas juga harus terlibat secara aktif untuk memasukkan prioritas bahwa pencegahan untuk melarang organisasi radikal seperti ISIS ini harus menjadi semacam platform atau program yang secara intensif mereka lakukan baik di dalam forum-forum organisasinya maupun aksi-aksi yang bisa mereka lakukan baik aksi pencegahan maupun aksi penegakan hukum untuk membantu pemerintah.

“Peran ormas ini tidak dimiliki negara lain. Karena di negara lain peran ormas sangat kurang terlihat. Sementara di Indonesia, ormas itu sangat strategis karena lahir bersama masyarakat. Apalagi ormas punya jangkauan untuk mencegah dan menghadang berbagai macam pembesaran paham ideologi seperti itu, karena mereka memiliki basis massa yang jelas dan terukur jumlahnya,” kata tokoh muda NU ini.

Tak hanya ormas, Adnan juga melihat bahwa tokoh agama atau mubaligh yang memiliki wawasan islam moderat juga punya peran penting dalam membendung idologi kekerasan tersebut di masyarakat. Karena tokoh agama atau mubaligh-mubaligh ini juga sering terjun ke  masyarakat dimana mereka sering mensosialisasikan mengenai bahaya dari penyebaran pahan ISIS.

“Tentunya ini akan sangat menarik. Jadi kekuatan arusnya dari atas maupun bawah itu bersama-sama untuk menjadikan bahwa ISIS ini sebagai ideologi yang sangat membahayakan. Ormas bersama tokoh agama atau mubaligh sama-sama melindungi masyarakatnya,” ujar alumni Universitas Airlangga Surabaya ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement