Sabtu 16 Mar 2019 17:00 WIB

Peluang Produk Halal Indonesia di Eropa

Kesempatan Indonesia untuk mengekspor berbagai produk halal semakin terbuka.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Agung Sasongko
Halal
Foto: muslimdaily
Halal

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Kesempatan Indonesia untuk mengekspor berbagai produk halal semakin terbuka. Tetapi, tujuan ekspornya perlu diperhatikan. Ekonom Institute for Development of Economic and Finance (Indef) Andry Satrio Nugroho menjelaskan, pasar industri halal di Eropa memang ada. Akan tetapi, tidak sebesar di Afrika dan Timur Tengah.

"Ini kalau kita lihat, setidaknya ada enam negara atau daerah (sekitar Eropa) yang mayoritas Muslim pendu duknya, yakni Turki, Azerbaijan, Kazakh stan, Albania, Bosnia, dan Kosovo. Kita melihat, dari negara-negara tersebut masih belum ada perjanjian perdagang an bilateral dengan Indonesia yang cukup masif kecuali Turki," jelas Andry kepada Republika.co.id.

Baca Juga

Meski begitu, kata dia, bila dilihat dari jumlah, walau bukan mayoritas, Jerman justru yang mempunyai penduduk Muslim terbesar, lalu Prancis, disusul Inggris. Negara-negara itu diisi oleh para imigran Muslim. "Jadi, saya rasa ini pasar yang perlu digarap tentunya melalui bantuan pe merintah. Ini dipermudah karena nega ra-negara tersebut sudah memiliki perjanjian perdagangan dengan Indonesia," ujar Andry.

Selain Eropa, ia menambahkan, pasar baru yang potensial masih di Afrika. Ini ditopang dari segi pendapatan ma syarakat di negara-negara yang mulai mengalami peningkatan dan memiliki preferensi konsumsi beragam, di tambah penduduk Muslim yang tidak sedikit. "Sehingga, produk impor dari Indo nesia. Khususnya halal masih dapat ber kembang di kawasan tersebut," katanya.

PT Sentra Food Indonesia Tbk (SFI) berencana mulai menjajaki ekspor ke pasar Eropa tahun ini. "Pasar Eropa cu kup potensial bagi bisnis perusahaan. hal itu karena sekarang di seluruh Ero pa, penduduk Muslim-nya sudah sekitar 70 juta. Sedangkan, produk kita sudah halal semua, sehingga pas," ujar Pre siden Direktur SFI Agustus Sani Nu groho.

Sayangnya, kata dia, sulit masuk pasar Eropa. Tidak hanya peraturannya yang ketat, tapi juga harga jualnya sa ngat kompetitif. "Maka, tahun ini kita akan coba (ekspor), tapi nggak punya target khusus. Lagi pula, pangsa pasar makanan di Indonesia pun masih besar sekali," kata Agustus.

Sebelumnya, jumlah populasi Mus lim di Eropa memang diproyeksikan meningkat. Salah satu penyebabnya adalah adanya konflik di Suriah dan negara-negara berpenduduk mayoritas Muslim lainnya yang menyebabkan para penduduknya melarikan diri dan masuk ke negara-negara Eropa.

Pew Research Center memublika sikan penelitian mengenai proyeksi jumlah Muslim di Eropa yang diproyeksikan akan meningkat. Dalam riset ter sebut, Muslim di Eropa menyumbang pertumbuhan penduduk di Eropa se ba nyak 4,9 persen pada 2016. Lebih tepatnya, pada pertengahan 2016 diperkirakan jumlah penduduk Muslim mencapai 25,8 juta atau 4,9 persen dari ke seluruhan populasi. Angka itu meningkat dari 19,5 juta (3,8 persen) dibanding kan 2010.

Pada tahun itu pula riset menunjuk kan beberapa negara di Eropa, seperti di Prancis, Jerman, Inggris, Italia, Be lan da, dan Spanyol memiliki estimasi ke naikan jumlah penduduk Muslim. Contohnya saja Prancis yang menunjukkan 8,8 persen dari jumlah penduduknya atau sebanyak lima juta penduduknya merupakan Muslim.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement