Selasa 01 Jan 2019 15:51 WIB

'Akhlak Jadi Kunci Hadapi Tantangan Hijrah'

Masalah pertama anak-anak muda yang baru hijrah adalah reaksi negatif dari lingkungan

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Fernan Rahadi
Republika menggelar 'Tabligh Akbar' yang kali ini diselenggarakan di Masjid Al Furqon, Nitikan Baru, Umbulharjo, Yogyakarta, Senin (31/12)
Foto: Foto: Nur Hasan Murtiaji/Republika
Republika menggelar 'Tabligh Akbar' yang kali ini diselenggarakan di Masjid Al Furqon, Nitikan Baru, Umbulharjo, Yogyakarta, Senin (31/12)

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Dakwah Paralel menjadi salah satu sesi Festival Republik 2018 di Masjid Al Furqan Yogyakarta. Kegiatan diisi Ustaz Yoppy Alghifari, Ustaz Akbar Nazari Muhammad, Ustaz Aditya Abdurrahman dan Puput Melati.

Pembina Punk Muslim Surabaya, Ustaz Aditya Abdurrahman, berbagi pengalamannya menghadapi masa-masa sulit usai memutuskan hijrah. Utamanya, saat menghadapi reaksi lingkungan yang tidak jarang begitu berat.

Ia menilai, masalah pertama anak-anak muda yang baru hijrah pasti mendapatkan reaksi negatif dari lingkungan. Sebab, mau tidak mau, keputusan itu memberi dampak kepada lingkungan sekitarnya.

Terlebih, lingkungan itu tahu persis bagaimana kehidupan kita sebelum hijrah. Untuk itu, perlu dicari cara agar meredam kejutan atas perubahan yang kita berikan ketika memutuskan berhijrah.

"Dan ketika berhijrah, salah satu yang bisa membuat lingkungan kita tidak anti, akhlak," kata Aditya, Senin (31/12).

Nabi Muhammad SAW misalnya, sejak usia 0-40 sudah disiapkan langsung oleh Allah SWT akhlaknya. Persiapan itu membentuk pribadi Rasul yang terpercaya, jujur, ramah, peduli dan bahkan memiliki semua akhlak baik.

Tujuannya, tidak lain agar dengan akhlak yang sudah dipahami lingkungan, apa saja keputusan kita yang dipedulikan tidak lain akhlaknya, bukan keputusannya. Hal ini pula yang jadi jawabannya ketika ditanya cara mendakwahi anak punk.

"Kita kalau mau berdakwah, kita ukur seberapa mereka menilai akhlak kita, kalau sudah dinilai baik apapun yang mau kita sampaikan akan diterima," ujar Aditya.

Itu semua dibuktikan melalui satu yayasan khusus di Surabaya yang khusus memberikan pembinaan dan pemberdayaan anak-anak muda yang baru hijrah. Hingga, kini yayasan itu mengalami perkembangan.

Bagi Aditya, itu semua dilakukan demi membantu agar mereka istiqomah dengan keputusan hijrahnya. Dari sana, mereka membuat sistem tersendiri untuk mengukur sekaligus menunjukkan secara jelas perubahan dari keputusan hijrah tersebut. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement