Selasa 18 Sep 2018 23:27 WIB

Jadikan Indonesia Competitive Country

Pendidikan Islam yang dulu dikesankan terbelakang dan tertinggal kini tampil beda.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Andi Nur Aminah
 Dirjen Pendidikan Islam Kamaruddin Amin
Foto: dok. Kemenag.go.id
Dirjen Pendidikan Islam Kamaruddin Amin

REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Direktorat Jenderal Pendidikan Islam (Dirjen Pendis) Kementerian Agama (Kemenag), Kamaruddin Amin memberikan sambutan dalam acara Annual International Conference on Islamic Studies (AICIS) ke-18 di Kota Palu, Sulawesi Tengah. Kegiatan ini berlangsung 17 hingga 20 September 2018.

 

Baca Juga

Kamaruddin mengatakan, Bangsa Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk Muslim terbesar di dunia sekaligus negara demokratis terbesar di Asia Tenggara. Indonesia juga memiliki kekayaan sumber daya alam yang sangat melimpah ruah.

 

"Tidaklah mengherankan kalau bangsa kita, Indonesia ini sering disebut sebagai the lucky country atau bangsa yang beruntung, karena aneka ragam sumber daya alam serta budaya yang dimilikinya," kata Kamaruddin saat memberikan sambutan di AICIS, Selasa (18/9).

 

Ia menyampaikan, bagi Kemenag khususnya Dirjen Pendis, salah satu wujud mensyukuri nikmat tersebut dengan ikut berkontribusi meningkatkan kualitas pendidikan. Supaya dapat menjadikan Bangsa Indonesia tidak saja the lucky country akan tetapi competitive country.

 

Untuk mewujudkan bangsa yang kompetitif, dia mengatakan, di setiap presentasi program kerja berkali-kali ia meminta untuk kembali mengutamakan mutu dan kualitas. Pendidikan Islam yang dulu dikesankan terbelakang dan tertinggal kini tampil beda. Bahkan telah menjadi pilihan utama setelah mengalami inovasi serta transformasi kelembagaan mencapai mutu yang diakui secara nasional dan International.

 

"(Kini) madrasah tidak saja menjadi pilihan masyarakat, akan tetapi rebutan bagi masyarakat. Begitu pula, pendidikan tinggi Islam kini sebagian telah menjadi destinasi utama bagi masyarakat kita," ujarnya.

 

Kamaruddin menyampaikan, lantas apa kaitannya dengan AICIS? Dia ingin kegiatan AICIS ke depannya menjadi rebutan para akademisi. Bagaimana ke depannya AICIS menjadi kebutuhan bagi para akademisi untuk mempresentasikan hasil temuan-temuan terbarunya. Karena mereka yang butuh, maka mereka harus mengeluarkan dana untuk datang ke AICIS.

 

Saat ini mungkin sebagian selected paper melalui panel masih didanai oleh panitia. Dia mengatakan, mungkin ke depan mutu dan kualitas AICIS akan semakin membaik. Maka peserta boleh jadi harus indent papernya untuk bisa ikut dipresentasikan di forum AICIS.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement