Jumat 14 Sep 2018 22:31 WIB

Islam Agama Kemanusiaan

Perintah takwa merupakan pesan langit yang harus diraih oleh seorang Muslim.

Rep: Rahmat Fajar/ Red: Agung Sasongko
Islam/ilustrasi
Foto: islamcan.com
Islam/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Islam diturunkan ke bumi melalui Nabi Muhammad untuk membawa manusia ke jalan yang terang, yakni beriman dan bertakwa kepada Allah SWT. Perintah-perintah Allah lewat Alquran disampaikan dengan bahasa yang dekat dengan manusia.

Ketua Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Australia dan Selandia Baru, Prof Nadirsyah Hosen atau Gus Nadir, mengamini sebuah pandangan yang menyebut bahwa Islam adalah agama kemanusiaan. Terbukti dengan Alquran sebagai wahyu disampaikan oleh sosok manusia bernama Nabi Muhammad bukan makhluk yang diturunkan langsung dari langit.

"Penggambaran tentang orang- orang yang kita anggap suci itu para nabi di Alquran itu juga sangat manusiawi. Misalnya, bagaimana herannya orang- orang kafir Quraisy ketika Nabi Muhammad mengklaim sebagai nabi terakhir. Bagaimana mungkin orang yang berjalan ke pasar makan sama-sama dengan kami tiba-tiba menjadi nabi, ujar Gus Nadir dalam diskusi Forum Taswirul Afkar Islam Agama Kemanusiaan Menyambut Tahun Baru Islam 1440 H di Perpustakaan PBNU, Jakarta, belum lama ini.

Sebelum Nabi Muhammad SAW, kisah dari nabi-nabi lainnya juga dekat dengan sifat-sifat kemanusiaan.Contohnya kisah Nabi Musa AS. Dalam Alquran digambarkan ketika Nabi Musa naik ke Bukit Sinai dan Allah meminta tongkatnya dilemparkan lalu berubah menjadi ular.

Nabi Musa lalu kabur melihat tongkatnya menjadi ular, padahal itu adalah mukjizat yang diberikan Allah. Reaksi Nabi Musa yang kabur tersebut adalah manusiawi yang menandakan bahwa Islam merupakan agama kemanusiaan. Penyampainya pun dekat dengan sifat- sifat kemanusiaan.

"Makanya kalau kita lihat para kiai di pondok pesantren itu juga sederhana, bersahaja, apa adanya gitu.Ya kan betul- betul mewarisi para ulama waratsatulanbiya karena penggambaran dalam Quran juga sangat manusia, kata Gus Nadir.

Cerita para teladan tersebut sangat terang-menderang menunjukkan bahwa agama dekat dengan kemanusiaan. Namun, para penyampai pesan-pesan langit adalah manusia terbaik di antara manusia lainnya. Maka dari itu, terdapat istilah Insan Kamil.

Dalam kesempatan tersebut, Gus Nadir juga menyinggung persoalan besar yang dihadapi oleh masyarakat dunia, termasuk dalam dunia Islam. Dunia saat ini, kata Gus Nadir, bergerak pada politik identitas yaitu agama dan etnik.

Permasalahan ini, menurut guru besar hukum Universitas Monash University ini, tidak hanya terjadi di Indonesia. Namun, juga di beberapa negara di dunia. Di Australia dan Swiss pun terjadi permasalahan politik identitas seperti di Indonesia.

Problem tersebut perlu diatasi oleh umat Islam dengan menggunakan pesan-pesan langit sebagai alat. Krisis kemanusiaan tersebut perlu diatasi oleh ajaran Islam sebagai agama kemanusiaan. Menurut Gus Nadir, ada tiga hal yang perlu dilakukan, antara lain, bertakwa.

Perintah takwa merupakan pesan langit yang harus diraih oleh seorang Muslim. Ketakwaan akan berdampak pada kesetaraan sosial di lingkungan masyarakat. Sehingga tak ada pengkotak-kotakan antara yang miskin ataupun kaya. Pesannya orang yang paling bertakwa adalah orang yang paling mulia,ujarnya.

Berlaku adil adalah pesan langit selanjutnya untuk mengatasi persoalan krisis kemanusiaan tersebut.Gus Nadir mengajak masyarakat agar kebencian terhadap suatu kaum tidak menghalangi seseorang untuk berlaku adil. Pesan langit diperintahkan kepada manusia meskipun dalam berada pada kondisi terjepit.Pesan ini, menurutnya, sangat luar biasa dan sulit dilaksanakan oleh masyarakat Muslim saat ini.

Pesan-pesan langit tersebut tidak turun begitu saja, tapi memiliki asbabun nuzul yang jelas. Ini luar biasa ini pesan langit, enggakmungkin ini dari manusia biasa. Ini pasti pesan dari langit yang sampai sekarang pun kita masih belum bisa melaksanakan sepenuhnya, kata Gus Nadir menegaskan.

Pesan langit lainnya adalah menunaikan amanah kepada yang berhak. Ia mencontohkan, yaitu tidak hanya menyukai kelompok tertentu hanya karena tidak satu golongan. Padahal, mereka pun berhak untuk mendapatkan haknya.

Semua pesan langit tersebut bersifat universal yang dibawa dan diceritakan oleh manusia, yaitu para nabi. Oleh sebab itu, Gus Nadir mengharapkan agar setiap Muslim memberikan penghormatan kepada siapa pun dengan alasan sesama manusia.

Dia mengungkapkan, setiap individu membawa ruh suci dari Allah. Dengan demikian, tidak dibolehkan untuk membenci karena fisik, tapi sifatnya saja.Makanya ulama mengajarkan ukhuwah Islamiyah, ukhuwah wathaniyah, ukhuwah basyariyah. Jadi, persaudaraan sesama muslim, persaudaraan sesama warga negara apa pun agamanya, persaudaraan sesama manusia apa pun negaranya, kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement