Rabu 31 Jan 2024 05:20 WIB

Dapat Jawaban soal Dosa Anjing dan Jenggot, Seorang Yahudi Jadi Mualaf

Seorang Yahudi menjadi mualaf karena jawaban tentang dosa anjing dan jenggot.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Muhammad Hafil
 Mendapat Jawaban soal Dosa Anjing dan Jenggot, Seorang Yahudi Jadi Mualaf. Foto:  Cahaya hidayah (ilustrasi).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Mendapat Jawaban soal Dosa Anjing dan Jenggot, Seorang Yahudi Jadi Mualaf. Foto: Cahaya hidayah (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ada kisah masyhur tentang seorang sufi yang ditanya oleh seorang Yahudi. Pertanyaan yang dilontarkan orang Yahudi tersebut kasar dan provokatif. Namun dijawab sufi itu dengan kalimat thayyibah, yakni dengan perkataan yang baik.

Sufi tersebut ialah Ibrahim bin Adham. Dalam catatan sejarah, dikisahkan ada seorang Yahudi yang melewati Ibrahim bin Adham. Lalu dia bertanya kepada Ibrahim:

Baca Juga

 يا إبراهيم، ألحيتك أطهر من ذنب الكلب، أم ذنب الكلب أطهر من لحيتك؟!

"Wahai Ibrahim, apakah jenggotmu lebih suci dari dosa anjing, ataukah dosa anjing lebih suci dari jenggotmu?"

Kemudian Ibrahim menjawab:

 إن كانت في الجنة فهي أطهر من ذنب الكلب، وإن كانت في النار فذنب الكلب أطهر منها.

"Jika ia (jenggot tersebut) ada di surga maka ia lebih suci dari dosa anjing. Dan jika ia di neraka, maka dosa anjing lebih suci darinya."

Orang Yahudi itu terpana dengan jawaban lembut yang dilontarkan oleh Ibrahim bin Adham. Lalu dia pun mengucapkan kalimat syahadat.

Alquran sudah dengan terangnya mengabadikan keutamaan berkata baik, yakni kalimat thayyibah. Allah SWT berfirman:

اَلَمْ تَرَ كَيْفَ ضَرَبَ اللّٰهُ مَثَلًا كَلِمَةً طَيِّبَةً كَشَجَرَةٍ طَيِّبَةٍ اَصْلُهَا ثَابِتٌ وَّفَرْعُهَا فِى السَّمَاۤءِۙ

"Tidakkah kamu memperhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya kuat dan cabangnya (menjulang) ke langit." QS. Ibrahim ayat 24)

Lantas untuk menghasilkan apa pohon yang baik tersebut dan apa pengaruh dari perkataan yang baik itu? Allah SWT berfirman:

تُؤْتِيْٓ اُكُلَهَا كُلَّ حِيْنٍ ۢبِاِذْنِ رَبِّهَاۗ وَيَضْرِبُ اللّٰهُ الْاَمْثَالَ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُوْنَ

"(pohon) itu menghasilkan buahnya pada setiap waktu dengan seizin Tuhannya. Dan Allah membuat perumpamaan itu untuk manusia agar mereka selalu ingat." (QS. Ibrahim ayat 25)

Sebaliknya, perkataan yang tidak baik, diumpamakan dengan pohon yang buruk, yang sama sekali tidak memiliki pengaruh dan manfaat bagi sekitarnya. Allah SWT berfirman:

 وَمَثَلُ كَلِمَةٍ خَبِيْثَةٍ كَشَجَرَةٍ خَبِيْثَةِ ِۨاجْتُثَّتْ مِنْ فَوْقِ الْاَرْضِ مَا لَهَا مِنْ قَرَارٍ

"Dan perumpamaan kalimat yang buruk seperti pohon yang buruk, yang telah dicabut akar-akarnya dari permukaan bumi; tidak dapat tetap (tegak) sedikit pun." (QS. Ibrahim ayat 26)

Nabi Muhammad SAW juga telah berpesan tentang kalimat thoyyibah yang merupakan perkataan baik. Perkataan baik ibarat sedekah, sehingga dapat dikatakan bahwa perkataan baik memiliki makna kebermanfaatan bagi orang-orang sekitar.

Dalam riwayat Abu Hurairah RA, Nabi Muhammad SAW bersabda:

كل سلامى من الناس عليه صدقة كل يوم تطلع فيه الشمس: تعدل بين الإثنين صدقة، وتعين الرجل في دابته فتحمله عليها، أو ترفع له عليها متاعه صدقة، والكلمة الطيبة صدقة، وبكل خطوة تمشيها إلى الصلاة صدقة، وتميط الأذى عن الطريق صدقة

"Setiap persendian manusia wajib mengeluarkan sedekah setiap hari di mana matahari terbit di dalamnya. (Yaitu), engkau berlaku adil terhadap dua orang (yang bertikai) adalah sedekah, menolong seseorang pada kendaraannya lalu engkau bantu dia untuk naik ke atas kendaraannya atau mengangkat barang-barangnya ke atas adalah sedekah, perkataan yang baik adalah sedekah, setiap langkah ketika engkau berjalan menuju sholat adalah sedekah, dan menghilangkan gangguan dari jalan adalah sedekah." (HR. Bukhari dan Muslim)

Sumber:

https://www.alukah.net/sharia/0/78356/%D8%A7%D9%84%D9%83%D9%84%D9%85%D8%A9-%D8%A7%D9%84%D8%B7%D9%8A%D8%A8%D8%A9-%D9%88%D8%A2%D8%AB%D8%A7%D8%B1%D9%87%D8%A7-%D8%A7%D9%84%D8%AD%D8%B3%D9%86%D8%A9/

(Umar Mukhtar)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement