Senin 16 Apr 2018 18:29 WIB

MUI Kutuk Penyerangan Amerika dan Sekutunya ke Suriah

MUI desak OKI dan PBB menghentikan tindakan Amerika.

Rep: Muhyiddin/ Red: Agus Yulianto
Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas
Foto: RepublikaTV/Havid Al Vizki
Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengutuk keras serangan udara mileter Amerika Serikat (AS), kerajaan Inggris, dan Prancis ke Suriah akhir pekan ini. Hal ini disampaikan Sekjen MUI Pusat, Anwar Abbas karena serangan Amerika dan sekutunya itu bisa membuat perang antar negara yang lebih besar.

"MUI mengutuk dengan keras tindakan Amerika Serikat dan sekutunya untuk menyerang Suriah dengan tuduhan pihak pemerintah Suria telah mempergunakan senjata kimia," ujar Anwar kepada Republika.co.id, Senin (16/4).

Menurut dia, tindakan Amerika Serikat ini sangat berbahaya karena selain akan membuat jatuhnya korban dari kalangan sipil, anak-anak dan kaum perempuan, tindakan ini juga bisa menyulut perang baru yang lebih luas dan lebih besar lagi.

Pasalnya, kata dia, sebagai sekutu Suriah, pemerintah Rusia, Cina dan Iran juga tidak akan tinggal diam dan membiarkan Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya membumihanguskan Suria.

"Kita sangat khawatir tindakan Amerika Serikat ini akan menyulut perang yang lebih besar dan lebih meluas lagi yang tidak akan berkesudahan seperti di Afghanistan yang telah menyebabkan jatuhnya banyak korban dan kerusakan serta kerugian yang tidak terkira," ucapnya.

MUI menilai, keputusan Amerika Serikat tersebut sangat gegabah dan tidak bertanggung jawab. Karena itu, kata Anwar, MUI menghimbau dan mendesak negara-negara yang tergabung dalam OKI dan PBB menghentikan tindakan Amerika.

Selain itu, tambah dia, MUI juga mendukung langkah-langkah yang sudah dilakukan oleh pemerintah Indonesia, terutama oleh Menteri Luar Negeri dan meminta pihak pemerintah untuk menindak lanjuti apa yg sudah dilakukan.

"Ini penting untuk menunjukkan kepada dunia bahwa kita dalam melaksanakan politik luar negeri berpegang teguh kepasa prinsip bebas aktif, di mana kita tidak mau masuk ke dalam blok-blok yang ada dan kita memiliki komitmen yang tinggi untuk menciptakan perdamaian dunia," kata Pengurus Pimpinan Pusat Muhammadiyah ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement