Selasa 07 Nov 2017 20:38 WIB

Soal Penolakannya di Garut, Ini Kata Ustaz Bachtiar Nasir

Rep: Muhyiddin/ Red: Agus Yulianto
Ustaz Bachtiar Nasir
Foto: Republika/Agung Supriyono
Ustaz Bachtiar Nasir

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ucapan menenangkan datang dari Ketua Umum GNPF Ulama, Ustaz Bachtiar Nasir yang buka suara soal penolakan ceramahnya oleh Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) di Kabupaten Garut. Ia mengimbau, agar umat tidak terprovokasi dengan penolakannya tersebut dan selalu menjaga persatuan.

Karena, menurutnya, penyakit yang lebih berbahaya dari tidak mau bersatu adalah putus asa untuk bersatu. "Peristiwa apa pun tidak boleh mengalahkan semangat kita untuk bersatu," ujarnya kepada Republika.co.id melalui keterangan tertulis yang dikirimkannya melalui WhatsApp, Selasa (7/11).

Ustaz Bachtiar Nasir pun mengajak umat untuk selalu berpikir positif, sehingga bisa melahirkan tindakan-tindakan positif untuk bangsa. "Tetaplah berfikir positif, berbuat positif, dan berpandangan positif lah ke depan, hal itu tentu akan melahirkan tindakan tindakan positif untuk bangsa kita," ucapnya.

Menurut dia, umat Islam harus selalu mengutamakan ukhuwah Islamiyah dan tidak boleh mementingkan pribadi atau kelompoknya sendiri. "Utamakan ukhuwah dan nomor sekiankan kepentingan pribadi dan kelompok untuk bangsa Indonesia dan Islam kita berjuang," katanya.

Di tengah permasalahan umat yang melilit bangsa ini, Ustaz Bachtiar Nasir dikenal sebagai salah satu tokoh yang selalu menyerukan kepada persatuan dan agar umat tidak mudah terpecah belah. Lulusan Universitas Madinah ini memberikan nasihat agar tidak pernah putus asa untuk bersatu.

"Mintalah pertolongan kepada Allah, karena jika Allah sudah menolong kita, maka tidak ada yang bisa memecah belah kita. Kita buat iblis putus asa untuk memecah belah umat Islam. Jangan biarkan setan berada di antara shaf kita semua, rapatkan barisan dan kita buat setan-setan itu merintih," jelas Ustaz Bachtiar Nasir.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement