Selasa 26 Jul 2016 20:53 WIB

Menunaikan Amanah

 Petugas kesehatan memeriksa suhu tubuh seorang haji dengan alat pengukur saat kedatangan jamaah haji di Asrama Haji Provinsi Bengkulu, Kamis (8/10).
Foto: Antara/David Muharmansyah
Petugas kesehatan memeriksa suhu tubuh seorang haji dengan alat pengukur saat kedatangan jamaah haji di Asrama Haji Provinsi Bengkulu, Kamis (8/10).

Oleh Bahron Anshori

REPUBLIKA.CO.ID, ''Tiada iman pada orang yang tidak menunaikan amanah dan tiada agama pada orang yang tidak menunaikan janji.'' (HR Ahmad dan Ibnu Hibban). Amanah adalah kata yang sering dikaitkan dengan kekuasaan dan materi. Namun, sesungguhnya kata amanah tidak hanya terkait dengan urusan-urusan seperti itu. Secara syar'i, amanah bermakna menunaikan apa-apa yang dititipkan atau dipercayakan.

Seperti makna dalam firman Allah SWT, ''Sesungguhnya Allah memerintahkan kalian untuk menunaikan amanah kepada pemiliknya, dan bila kalian menetapkan hukum di antara manusia hendaklah kalian menetapkan hukum dengan adil.'' (QS An-Nisaa [4]: 58). Ayat di atas menegaskan bahwa amanah tidak melulu menyangkut urusan material dan hal-hal yang bersifat fisik. Janji, menunaikan hak Allah, memperlakukan sesama insan secara baik semua termasuk amanah. Para pemimpin juga memikul amanah yang sangat besar.

Terkait dengan pemimpin ini, Rasulullah SAW bersabda, ''Setiap kalian adalah pemimpin dan ia akan diminta pertanggungjawaban tentang kepemimpinannya. Amir adalah pemimpin dan akan diminta pertanggungjawaban tentang mereka. Lelaki adalah pemimpin di tengah keluarganya dan ia akan diminta pertanggungjawaban tentang mereka. Seorang wanita adalah pemimpin di rumah suaminya dan atas anak-anaknya dan ia akan diminta pertanggungjawaban tentangnya. Seorang hamba adalah pemimpin atas harta tuannya dan ia akan diminta pertanggungjawaban tentang itu. 

Dan setiap kalian akan diminta pertanggungjawaban tentang kepemimpinannya. (Muttafaq 'Alaih). Setiap insan pasti memikul amanah. Allah SWT berfirman, ''Sesungguhnya Kami menawarkan amanah kepada langit, bumi, dan gunung-gunung. Namun, mereka menolak dan khawatir untuk memikulnya. Dan dipikullah amanah itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim lagi bodoh.'' (QS Al-Ahzaab [33]: 72).

Dan jika manusia mulai banyak menyia-nyiakan amanah, kiamat akan segera datang. Rasulullah bersabda, ''Jika amanah diabaikan maka tunggulah kiamat.'' Sahabat bertanya, ''Bagaimanakah ciri amanah itu disia-siakan, wahai Rasulullah?'' Rasulullah menjawab, ''Jika suatu urusan diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah kehancuran.'' (Al-Bukhari). Amanah besar yang dapat dirasakan oleh setiap pemimpin dari ayat di atas adalah bagaimana melaksanakan berbagai kewajiban dan menunaikannya sebagaimana mestinya. Wallahu a'lam. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement